Sukses

Persija Pertimbangkan 6 Opsi sebagai Markas di Liga 1 2018

Persija terancam menjadi tim musafir di Liga 1 2018.

Liputan6.com, Jakarta Persija Jakarta masih kebingungan mencari homebase untuk Liga 1 2018. Ada enam stadion yang telah disiapkan tim berjulukan Macan Kemayoran itu.

Tiga stadion yang menjadi kandidat markas Persija berada di wilayah yang dekat dari ibu kota. Selain Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi dan Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, juga menjadi arena alternatif Macan Kemayoran.

Akan tetapi, Persija akan kesulitan menggunakan tiga stadion tersebut. SUGBK bakal dipakai untuk upacara pembukaan dan penutupan Asian Games 2018. Baik Patriot dan Pakansari, tengah direnovasi untuk keperluan perhelatan multievent itu.

Pilihan yang paling masuk akal untuk Persija di musim ini ialah kembali menjadi tim musafir. Macan Kemayoran telah menentukan tiga stadion di sekitaran Pulau Jawa untuk menjadi markas sementara.

“Liga 1 kita ada beberapa alternatif, utamanya kita di SUGBK. Tapi kalau cuma satu saja ya repot kalau pas tidak diberi izin. Makanya kita ada di Patriot dan Pakansari,” ujar Ketua Panitia Penyelenggara (Panpel) pertandingan Persija, Arief Perdana Kusuma.

2 dari 3 halaman

Tiga Stadion Lain

Muncul kabar bahwa Persija telah sepakat dengan Bupati Bantul untuk menggunakan Stadion Sultan Agung, Yogyakarta, sebagai homebase untuk musim depan. Tapi kata Arief, Macan Kemayoran juga tengah menimbang-nimbang dua venue lainnya.

“Stadion Maguwoharjo (Sleman), Bantul (Sultan Agung) dan Solo (Manahan),” jelas Arief.

“Tapi dari semua kita utamanya di SUGBK, dan itu kalau SUGBK tidak dipakai acara kenegaraan dan Asian Games. Kalau dipakai ya kita pasti keluar dari SUGBK,” ucapnya menambahkan.

3 dari 3 halaman

Tergantung Jakmania

Arief mengatakan bahwa pertimbangan perizinan dari kepolisian untuk memperbolehkan Persija bermain di SUGBK ialah faktor perilaku suporternya, Jakmania. Pria asal Surabaya itu meminta Jakmania untuk tertib dalam mendukung Macan Kemayoran.

“Kalau teman-teman (Jakmania) kooperatif bisa jaga SUGBK, kenapa kita tidak di sini? Pengelola (SUGBK) senang kalau kita sewa SUGBK. Tapi semua kembali ke Jakmania. Pokoknya tidak ada yang melarang selama semua berjalan tertib,” tutup Arief.