Liputan6.com, Milan - Gelandang Inter Milan, Roberto Gagliardini kehilangan kata-kata untuk menjelaskan kiprah timnya musim ini. Ia mengaku tidak tahu apa yang menyebabkan timnya bisa terpuruk di tiga bulan terakhir, setelah sebelumnya sempat berjaya di 16 pekan pertama.
Inter Milan bahkan sempat menduduki puncak klasemen di awal bulan Desember 2017 selama dua pekan. Namun secara mengejutkan, mereka tumbang di markas sendiri oleh Udinese dengan skor 1-3.
Advertisement
Baca Juga
Sejak kekalahan itu, mental skuat asuhan Luciano Spalletti seakan terperosok ke jurang. Mereka langsung menelan kekalahan kedua di pekan selanjutnya dari Sassuolo, 0-1 dan di laga-laga selanjutnya mereka lebih sering bermain imbang melawan tim-tim yang relatif lebih mudah.
“Kami memasuki masa-masa kelam, di saat kami tak mampu menunjukkan kualitas kami. Jujur, kami tidak tahu apa yang terjadi pada kami,” ujar Gagliardini kepada Tuttosport.
Sampai saat ini, penampilan Inter Milan masih angin-anginan. Di pertandingan terakhir, I Nerazzuri memang mampu menahan imbang Napoli 0-0 di Giuseppe Meazza. Akan tetapi, tiga pekan sebelumnya, mereka ditekuk Genoa 0-2 di Marassi.
“Kami telah menemukan solusi. Untungnya, kami sudah keluar dari kesulitan itu, seperti yang ditunjukkan dalam laga melawan Napoli, di mana kami bermain sebagai tim dan kami lebih kompak,” tutur Gagliardini.
Bantah Krisis
Kini, alih-alih bersaing memperebutkan gelar Scudetto bersama Juventus dan Napoli, Inter Milan malah terdepak dari zona Liga Champions. Mereka berada di urutan lima dengan 52 poin, terpaut satu angka dari Lazio di urutan empat.
Meski masih memiliki tabungan satu pertandingan, peluang mereka untuk menggeser Lazio di posisi empat tetap sulit karena lawan dari pertandingan mereka yang tertunda adalah AC Milan.
Melihat kondisi ini, banyak kalangan yang menduga bahwa Inter Milan sedang mengalami krisis.
“Krisis? Tidak. Karena sejak awal musim, semua orang di klub ini sepakat bahwa target kami adalah Liga Champions. Dan fakta bahwa kami belum ketinggalan banyak poin dari tim-tim besar menegaskan bahwa tim ini punya potensi dan kualitas untuk bertahan di empat teratas,” Gagliardini menambahkan.
“Agar kami berkembang, sikap kami haruslah sama saat melawan tim-tim besar maupun tim-tim yang lebih kecil."
Advertisement
Bela Spalletti
Belakangan, sang allenatore Luciano Spalletti disebut-sebut mulai menyerah melatih Inter Milan. Pelatih berkepala plontos itu berulang kali menyatakan bahwa timnya kalah kualitas dibanding Juventus dan Napoli.
Akan tetapi di mata Gagliardini, Spalletti tetap merupakan pelatih hebat dan memiliki karisma, serta memiliki pemikiran yang maju dalam sepak bola.
“Hanya saja kami yang belum mampu konsisten di setiap pertandingan. Apalagi, dia membawa pengalamannya yang sangat membantu kami,” ujarnya.
“Kami tahu bahwa kami tidak boleh menyerah, jadi kami tidak kehilangan tujuan kami. Setelah apa yang terjadi musim lalu, kami merasa berada di persimpangan jalan. Musim ini krusial karena kami tidak boleh membuat kesalahan lagi. Apa yang terjadi musim lalu tidak boleh terjadi lagi,” Gagliardini menambahkan. (Abul Muamar)