Liputan6.com, Jakarta Tak diragukan lagi, Neymar adalah salah satu pemain terbaik dunia. Dia terus melakukan polarisasi pendapat tentang penampilannya, terutama bagi klub dan negaranya, Brasil.
Meski mengalami cedera, Neymar berharap mendapat keberuntungan terbaik selama masa pemulihannya. Ia akan kembali lebih kuat.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, Piala Dunia 2018 di Rusia hanya tinggal beberapa bulan lagi. Tentunya, perhatian akan tertuju kepada Neymar dan Brasil. Mengingat kurangnya keberhasilan mereka di turnamen internasional besar, meskipun ada harapan tinggi baru-baru ini.
Pada usia 26, Neymar secara bertahap mendekati puncak tahun kariernya di tingkat tertinggi. Dan, penghargaan Ballon d'Or adalah sesuatu yang harus dicapainya.
Menjadi pemain terbaik dunia, adalah sesuatu yang belum bisa dicapai Neymar dalam beberapa tahun terakhir. Inilah tiga alasan mengapa dia kesulitan meraih penghargaan itu.
Bukan Soal Gol
Di seluruh kompetisi, Neymar sudah mencetak 29 gol dan menciptakan 19 assist untuk Paris-Saint Germain (PSG) musim ini. Dia sudah melampaui penghitungan musim lalu.
Musimnya bisa saja berakhir setelah cedera melawan Marseille pada 25 Februari. Dan, dengan tiga bulan tersisa, dia sudah menyulap statistik mengesankan ini di sepertiga terakhir.
Setelah membuat debut internasional seniornya sebagai pemain berusia 18 tahun, penting untuk ditunjukkan bahwa ia juga memiliki 53 gol dan 36 assist dalam 83 caps untuk Brasil.
Namun, meski penghargaan Ballon d'Or diberikan kepada pemain terbaik dunia dalam rentang waktu satu tahun, namun berlaku juga bagi pemain yang paling berpengaruh untuk klub mereka (dan negara).
Tapi, tidak adil untuk mengidentifikasi Neymar sebagai pemain satu-satunya yang paling berpengaruh dan signifikan di PSG. Ada pemain yang bisa dibilang lebih penting di lapangan, seperti Thiago Silva dan Marco Verratti misalnya.
Advertisement
Liga Mudah
Banyak kritikus, dan pendukung terkejut saat PSG mengaktifkan klausul pembebasannya musim panas lalu untuk membawanya ke Prancis. Lagi pula, seseorang yang memiliki kualitas dan kemampuan kelas dunia Neymar, mau bermain di liga yang kurang kompetitif seperti Ligue 1?
Enam bulan telah berlalu dan sudah menjadi jelas bahwa membuat langkah berani semacam itu terbukti tidak produktif dari perspektif Neymar.
Kapan pun Neymar tampil bagus di liga, banyak orang hanya akan berpendapat bahwa dia berkembang, karena melawan lawan yang lebih lemah. Dan, itu sebenarnya menyia-nyiakan talenta dia.
Sebelumnya, Neymar adalah bagian trio penyerang MSN yang terkenal di Spanyol. Keputusannya meninggalkan Barcelona tampaknya semakin kontraproduktif.
Terlalu Egois
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ini bukan hanya tentang gol dan assist, atau juga membuat lembar statistik. Namun, Neymar juga kerap terlalu menonjolkan kecemerlangan individu.
Contohnya saat PSG menghadapi Real Madrid. Selama pertandingan, ada banyak posisi menjanjikan yang dimiliki Neymar.
Dia bisa menciptakan peluang dengan memberikan bola ke rekan satu timnya. Mbappé dan Cavani juga sama-sama bekerja tanpa lelah untuk membuat diri mereka sendiri.
Advertisement