Liputan6.com, Milan - Situasi finansial AC Milan sejak dibeli oleh Rossoneri Sport Investment terus menjadi bahan pembicaraan. Banyak pihak yang mempertanyakan apakah pemilik Rossoneri saat ini, Yonghong Li benar-benar memiliki uang untuk bisa mengangkat kembali nama besar klub.
Li membeli Milan dengan harga 740 juta euro dari perusahaan milik Silvio Berlusconi, Fininvest. Masalahnya, ternyata Li harus mengutang ke beberapa pihak, salah satunya kepada Elliott Management yang dikenal sebagai rentenir kelas atas. Selama ini pihak Li juga tidak pernah membuka diri mengenai kondisi finansial mereka.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa pekan lalu muncul berita bahwa salah satu perusahaan Li yang ia pakai sebagai jaminan untuk membeli AC Milan ternyata sudah bangkrut. Li membantah berita itu dan menyebut media yang mengabarkannya tidak bertanggung jawab.
Tapi pada hari Rabu waktu setempat, penyelidikan Corriere della Sera mengungkapkan bahwa Jie Ande, perusahaan Li tidak membayar utangnya kepada dua bank di Tiongkok. Lantaran sudah tak sanggup membayar kembali utangnya, pengadilan menyatakan Jie Ande bangkrut dan aset-asetnya akan dijual oleh bank kreditor.
Meski Jie Ande digunakan sebagai salah satu jaminan saat membeli Milan, kini perusahaan itu diklaim sudah bukan lagi milik Li. Milannews melansir bahwa Li sudah menggantikannya dengan perusahaan lain sebagai penjamin.
Respon Li dan AC Milan setiap kali kondisi finansial mereka selalu sama. Mereka menegaskan bahwa situasi mereka baik-baik saja, buktinya adalah semua gaji pemain dibayar tepat waktu.
Tahun lalu proposal Milan untuk mendapatkan keringanan perihal Financial Fair Play sudah ditolak oleh UEFA. Lalu Milan juga gagal melakukan restrukturisasi utang mereka kepada Elliott Management. Milan harus membayar tak kurang dari 350 juta euro kepada Elliott Management pada Oktober mendatang.
Sumber: bola.net