Sukses

Persija Bertanding, SUGBK Steril dari Pedagang Kaki Lima

Persija ditantang Bhayangkara FC di SUGBK di aga pembuka Liga 1 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Ada pemandangan berbeda pada partai pembuka Go-Jek Liga 1 yang mempertandingkan Bhayangkara FC melawan Persija Jakarta di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (23/2/3018). Para pedagang kaki lima (PKL) yang biasanya berjualan secara bebas kini tidak lagi tampak.

Ternyata, ada peraturan baru yang diberlakukan oleh Keamanan Kompleks SUGBK saat Persija duel lawan Bhayangkara FC. Para PKL yang tidak bersertifikat resmi dilarang mengais rezeki di Kompleks SUGBK.

Oleh sebab itu, para PKL terpaksa memindahkan dagangannya di luar Kompleks SUGBK. Atau tepanya, di sepanjang jalanan raya menuju SUGBK seperti di depan TVRI dan Kemenpora.

“Pedagang kaki lima ini di peraturan kita memang tidak boleh ada. Kalau yang ada sekarang ini sudah ada ketentuannya, ini bentuknya koperasi,” ujar Kepala Kemanan Kompleks SUGBK, Ridwan ketika ditemui Liputan6.com di SUGBK, Jumat (23/3/3018).

“Setiap kegiatan event sepak bola akan diusahakan untuk yang pedagang liar atau tidak terdaftar harus di luar kecuali ada kerja sama dengan panitia event, jadi berbeda,” katanya.

 

2 dari 3 halaman

Dominasi Pedagang Jersey

Para PKL yang berjualan di SUGBK didominasi oleh pedagang jersey. Mereka banyak menjajakan dagangannya di lapak-lapak yang jauh dari pantauan petugas.

Salah satu pedagang resmi di SUGBK membocorkan untuk tarif sekali sewa lapak berukuran 2x2 meter. Per harinya, pedagang harus merogoh kocek hingga Rp 500 ribu.

“Kalau yang jersey jualan makanan atau lainnya tidak ada izin itu dilarang, kalau di dalam harus ada izin,” kata Ridwan.

 

3 dari 3 halaman

Kerahkan 150 Petugas

Untuk partai pembuka Liga 1, Ridwan mengerahkan sekitar 150 petugas keamanan untuk mengecek secara menyeluruh Kompleks SUGBK. Ridwan memperbolehkan pedagang untuk berjualan di luar Kompleks SUGBK.

“Buat jaga pedagang kita semua petugas dikerahkan semuanya kerja sama totalnya ada 150 personil. Kalau (pedagang) yang resmi sudah jelas. Yang tidak resmi ini acak tidak tahu berjualan di mana, sebenarnya kalau di luar Kompleks SUGBK tidak masalah,” tutur Ridwan.