Sukses

Pelajaran Berharga Timnas Indonesia U-19

Timnas Indonesia U-19 babak belur dihajar Jepang 1-4.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia menjadi tuan rumah pada Piala AFC U-19 yang berlangsung pada 18 Oktober - 4 November mendatang. Namun, grafik permainan Timnas Indonesia U-19 belum menunjukkan peningkatan yang melegakan untuk bisa tampil kompetitif pada turnamen ini. 

Pada ajang pemanasan, Timnas Indonesia U-19 babak belur dihajar Jepang 1-4 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Minggu (25/3/2018). Sepanjang pertandingan, para pemain Indonesia nyaris tidak bisa keluar dari tekanan tim lawan. 

Pada menit ke-16, Jepang membuka keunggulan lewat Miyashiro Taisei memanfaatkan kesalahan yang dilakukan Rachmat Irianto. Jepang memimpin 1-0 hingga turun minum. 

Di babak kedua, Jepang lebih leluasa mengendalikan jalannya laga. Alhasil, tiga gol bersarang ke gawang tuan rumah yang dikawal M Aqil Savik. Masing-masing lewat Yamada Kota pada menit ke-48, Ando Mizuki (49), dan Ando Mizuki lewat titik putih penalti. 

Pada pertandingan ini, Egy Maulana Vikri, yang baru saja dipinang klub asal Polandia, tidak mampu berbuat banyak. Hingga akhirnya ditarik pada menit ke-72, Egy tak juga cetak gol. 

Gol hiburan Timnas Indonesia U-19 justru lahir dari kaki Aji Kusuma pada masa injury time memanfaatkan kesalahan backpass pemain Jepang. Skor 4-1 untuk kemenangan Jepang. 

"Dari segi hasil saya kecewa, tapi ini jadi pembelajaran," kata pelatih sementara Timnas Indonesia U-19, Bima Sakti usai pertandingan.  

"Setelah November kemarin lama tidak bertanding, harapan saya pemain bisa mengambil pelajaran dari hal-hal positif pada pertandingan tadi," kata Bima menambahkan. 

2 dari 3 halaman

Grafik Menurun

Timnas Indonesia sebenarnya pernah jadi primadona sejak berhasil menjuarai Piala AFF 2013 dan lolos ke putaran final Piala AFC U-19 2014 yang berlangsung di Vietnam. Harapan para pencinta sepak bola Indonesia mencuat melihat penampilan Evan Dimas Cs saat itu. 

Popularitas Timnas U-19 juga ikut terangkat. Bahkan, sempat melebihi timnas senior. Setiap Timnas U-19 bertanding, stadion selalu penuh, baik saat laga resmi maupun uji coba. 

Sayang, Timnas Indonesia U-19 gagal mempertahankan tren tersebut. Garuda Muda gagal mengulang kesuksesan saat tampil pada Piala AFF U-18 di Myanmar 2017 lalu. Meski kembali ditangani Indra Sjafri, Timnas Indonesia U-19 hanya mampu finish di urutan ketiga. 

Pada turnamen ini, timnas Indonesia U-19 bermain tidak terlalu buruk. Bahkan stamina para pemain boleh dikatakan lebih baik ketimbang generasi Evan Dimas dan kawan-kawan. Kehadiran Egy Maulana Vikri juga memberi ikon baru bagi pasukan Indra Sjafri kala itu. 

Sayang di babak semifinal, Indonesia U-19 tergelincir. Meski harus bermain dengan 10 pemain sejak menit 44, Indonesia mendominasi jalannya pertandingan. Sayang setelah skor imbang 0-0 hingga perpanjangan waktu selesai, Indonesia akhirnya kalah adu penalti 2-3.

Di level yang lebih tinggi, yakni Piala Asia U-19 2018, Timnas Indonesia U-19 gagal melewati penyisihan Grup. Beruntung Indonesia jadi tuan rumah turnamen ini sehingga Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan tetap bisa tampil pada putaran final, Oktober mendatang. 

Indra Sjafri sudah tidak lagi menangani Timnas Indonesia U-19. Pria asal Sumatera Barat itu didepak dari jabatannya usai dua kegagalan tersebut. PSSI sendiri masih mencari pelatih baru, tapi sementara memberi kepercayaan kepada mantan pemain timnas, Bima Sakti. 

Sejak terakhir kali tampil di Piala AFC U-19, November lalu, Timnas Indonesia U-19 memang jarang bertanding. Satu-satunya pertandingan yang dijalani sebelum bertemu Jepang hanyalah uji coba melawan Timnas Indonesia U-23. Dalam duel ini, Timnas U-19 kalah 0-5. 

Menurut Egy, situasi ini mempengaruhi kekompakan Timnas Indonesia U-19. Mereka tidak bisa berbuat banyak, mengingat tim yang dihadapi juga bukan sembarangan. 

"Kami memang kalah, tapi dari kekalahan ini bisa belajar ke depannya," kata Egy Maulana.

"Kami belajar kekurangan dari tim. Kami baru kumpul langsung melawan Jepang, tapi tidak masalah. Ini menjadi pelajaran untuk tahu di mana kekurangan kami," kata Egy.

3 dari 3 halaman

Kepercayaan Menurun?

Di tengah grafik permainan yang terus menurun, Timnas Indonesia U-19 juga seakan tanpa dukungan saat berhadapan dengan Jepang. SUGBK yang berkapasitas 80 ribu tampak lengang. Panitia pelaksana mengumumkan, jumlah penonton hanya mencapai 3.892 orang.

Sejak 2014, pemandangan seperti ini tentu jarang terjadi dalam duel yang melibatkan Timnas Indonesia U-19. Namun bukan berarti kepercayaan publik kepada Timnas Indonesia sudah pasti menurun. Berbagai faktor teknis ditengarai menyebabkan hal ini. 

Salah satunya adalah minimnya informasi mengenai duel tersebut. Selain itu, pertandingan yang digelar pada hari Minggu juga dianggap tidak ideal. Belum lagi cuaca sebelum pertandingan kurang mendukung. Hujan deras sempat mengguyur SUGBK dan sekitarnya. 

Meski minim, penonton yang hadir tetap berusaha memberi semangat kepada timnas Indonesia U-19. Selain itu, penonton juga sayup-sayup meneriakkan nama Indra Sjafri yang kebetulan hadir menyaksikan Timnas Indonesia U-19 bertanding melawan Jepang.

Timnas Indonesia U-19 masih memiliki waktu untuk membenahi kekuatan sebelum tampil pada Piala Asua U-19 tahun ini. Popularitas tentu bukan jadi tujuan Garuda Muda. Prestasi jauh lebih penting menjaga kepercayaan publik akan kebangkitan sepak bola Indonesia.Â