Liputan6.com, Bandung- Dua pendaki wanita asal Indonesia Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari akan mencoba menaklukkan Gunung Everest mulai akhir Maret hingga Juni 2018. Keduanya tergabung dalam The Women of Indonesia's Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (WISSEMU).
Fransiska dan Mathilda sudah memulai perjalanan menaklukkan Everest sejak Kamis (29/3/2018) malam WIB. Mereka memilih rute utara melalui Tiongkok. Sesuai perkiraan awal, butuh 57 hari untuk menyelesaikan misi ini terhitung mulai 30 Maret hingga 9 Juni 2018.Â
Baca Juga
Advertisement
Gunung Everest akan menjadi puncak gunung terakhir dari rangkaian misi WISSEMU menaklukan seven summits atau tujuh gunung tertinggi di tujuh benua. Mereka berambisi mengibarkan bendera Indonesia di seven summits.
"WISSEMU memulai perjalanan di tahun 2014. Puncak Jaya menjadi seven summits pertama yang kami capai. Selanjutnya, kami melanjutkan pendakian ke Gunung Elbrus sebagai gunung es pertama kami, Kilimanjaro, Aconcagua, Vison Massif, dan Denali yang menjadi tantangan terberat hingga saat ini," kata Mathilda.
WISSEMU sendiri merupakan tim khusus perempuan yang menjadi bagian dari Mahitala Unpar dan bertujuan menaklukkan seven summits. Pendakian ini akan menempatkan keduanya sebagai perempuan Indonesia pertama yang berhasil menaklukkan 7 gunung tertinggi di 7 benua berbeda.
Usaha Mathilda dan Fransiska ini mendapat dukungan dari Staf Khusus Presiden RI Joko Widodo, Diaz Hendropriyono. Putra AM Hendropriyono itu melepas langsung Mathilda dan Fransiska pada Kamis siang bertepatan dengan acara #DengarYangMuda seri ke-7.
Jokowi
"Kita harus mengapresiasi apa yang telah dilakukan maupun yang akan dilakukan oleh WISSEMU mempertimbangkan tantangan yang dihadapi. Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo menyambut baik kegiatan ini dan ingin menghadirinya, tetapi sayangnya berhalangan akibat agenda kunjungan kerja," ujar Diaz kepada wartawan.
"Presiden Jokowi mendoakan WISSEMU berhasil mencapai cita-cita dan memenuhi mimpinya. Saya berharap WISSEMU dapat menjadi role model bagi generasi perempuan Indonesia berikutnya, seperti halnya Susi Susanti, Dewi Sartika, dan lainnya. Dengan apa yang telah maupun yang akan dilakukan WISSEMU, suatu hari nanti nama keduanya mungkin akan sejajar dengan nama-nama besar tersebut. Saya telah menghubungi Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok maupun KJRI Indonesia di Kathmandu, Nepal, terkait perjalanan WISSEMU," tegas Diaz.
Tak mudah bagi Mathilda dan Fransiska untuk menalukkan Gunung Everest. Tantangan terberat adalah adaptasi tubuh dengan suhu yang sangat dingin hingga -60 derajat celsius.
"Kami ucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang melalui Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono telah mendukung kami," tutur Fransiska.
Advertisement