Sukses

Terima Permintaan Maaf Pemain Persija, Viking Batal Lapor Polisi

Viking menerima permintaan maaf pemain Persija.

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok pendukung Persib Bandung, Viking Persib Club (VPC) tidak jadi mempolisikan kasus video ujaran kebencian yang diduga dilakukan oleh pemain Persija Jakarta. Awalnya, suporter Persib Bandung itu akan melaporkan ke pihak berwenang terkait insiden ini.

Dirigen Viking, Yana Umar, mengatakan bahwa kasus umpatan kepada kelompoknya telah selesai. Itu setelah Yana menghubungi pemain Persija, Asri Akbar, yang mantan pemain Persib Bandung.

Asri diduga sebagai pemain Persija yang menghina Viking dengan kata-kata kasar. Selain Asri, dalam video tersebut juga ada Gunawan Dwi Cahyo dan Ahmad Syaifullah.

"Jadi begini, intinya kami sudah membatalkan laporan terhadap pemain Persija," ujar Yana ketika dihubungi wartawan.

Setelah video umpatan itu viral, Persija bergerak cepat untuk meminta maaf. Seluruh skuat tim berjulukan Macan Kemayoran ini, yang dipimpin oleh kapten Ismed Sofyan dan pemain senior Bambang Pamungkas, mengucapkan penyesalannya.

2 dari 3 halaman

Belum Melaporkan

Pada Kamis (29/3/2018) Yana telah membawa kasus ini kepada Mapolrestabes Bandung. Ternyata, Yana baru meminta kepolisian untuk membantu memanggil pemain Persija ke Bandung terkait insiden ini.

"Sebenarnya kami belum melaporkan secara resmi, karena kami memberi waktu sampai Senin. Kami mendatangi Mapolrestabes Bandung supaya mereka mau memediasi kami dengan pemain Persija," kata Yana.

"Tapi tadi pagi saya sudah telepon dengan Asri. Kenapa dia yang kami telepon? Karena saya dengar banyak Viking kirim pesan ke Asri, jadi biar masalah clear saya akhirnya menghubungi," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Persija Meminta Maaf

Direktur Utama Persija, Gede Widiade juga tidak segan mengakui kesalahan timnya. Atas nama Persija, pengusaha asal Surabaya itu melontarkan permintaan maaf.

"Kami berharap tidak ada upaya hukum seperti itu, karena saya bersama seluruh ofisial sudah meminta maaf," kata Gede kepada wartawan.

"Namun, ini kan Warga Negara Indonesia yang merupakan negara hukum. Saya tidak bisa mencegah, gitu lho. Tapi, itu saya sesali kalau benar-benar dilakukan," imbuh Gede.