Liputan6.com, Mallorca - Pembalap MotoGP asal Spanyol, Jorge Lorenzo tidak ingin menghabiskan energi untuk membicarakan masa depannya di Ducati Corse. Lorenzo lebih memilih memberi perhatian lebih pada peningkatan performa balapnya saat mengendari motor Desmosedici GP18.
Lorenzo menyatakan, menjawab pertanyaan soal kelanjutan nasib bersama Ducati hanya membuang waktu. Pembalap asal Spanyol ini bertekad fokus terus memperbaiki penampilannya di ajang MotoGP.
Advertisement
Baca Juga
"Prioritas saya adalah menyelesaikan apa yang telah saya mulai. Selanjutnya memenangkan gelar juara dunia MotoGP bersama tim Ducati," terang Lorenzo seperti dikutip dari Autosport, Minggu (31/3/2018).
"Oleh karena itu, kamu harus memenangkan balapan, lalu memikirkan hal ketiga dan keempat," kata pembalap berusia 30 tahun itu.
Penampilan Lorenzo bersama tim Ducati memang mendapatkan perhatian serius dari penggemar balap di Italia maupun dunia. Betapa tidak, sejak memulai debutnya pada musim lalu, dia gagal beradaptasi dengan motor Desmosedici GP18.
Â
Tanda Tanya Besar
Penampilan buruknya itu terus menuai tanda tanya besar soal masa depannya. Ducati disebut-sebut mulai mencari pengganti pembalap berjulukan X-Fuera itu.
Lorenzo seringkali mengutarakan bahwa masa depannya tergantung performanya. Lorenzo selalu memberikan jawaban logis ketika berbicara mengenai kelanjutan kariernya di atas motor Ducati.
"Jika saya mendapatkan hasil yang bagus, maka nilai saya akan lebih tinggi. Sebaliknya, jika tidak, itu akan membuat nilai saya sedikit turun. Beruntung, saya memiliki rekam jejak yang sangat bagus dan ini selalu membantu," terang Lorenzo.
Advertisement
Isi Ulang Baterai
Lorenzo saat ini tengah mencoba mengisi ulang baterai mengingat balapan seri kedua MotoGP 2018 bakal berlangsung, akhir pekan depan. Sirkuit Termas de Rio Hondo siap menyambut para pembalap di kelas elite.
Menilik rekam jejak Lorenzo selama mengaspal di Sirkuit Termas de Rio Hondo, pembalap asal Spanyol tersebut memiliki rapor yang kurang begitu bagus. Dari empat kali balapan di Argentina, dia hanya sekali mengamankan podium (ketiga), dan dua musim terakhir pembalap jomblo tersebut gagal menyentuh garis finis. (David Permana)