Sukses

Balapan Ketat Indonesia Downhill Urban 2018, Dimas Naik Podium Puncak

Indonesia Downhill Urban 2018 berlangsung di Boyolali.

Liputan6.com, Boyolali - Perebutan kursi panas terjadi dalam 76 Indonesian Downhill Urban 2018 kelas men elite yang berlangsung di New Selo, Boyolali, Minggu (1/4), dan Dimas Pamungkas mampu bertahan duduk di kursi panas untuk naik ke podium puncak.

Dimas yang tergabung dalam tim Polres Boyolali – Kurnia Bike Batam mencatat waktu tercepat dua menit 3,769 detik atau sekitar delapan detik lebih cepat dari catatan waktunya di seeding run sehari sebelumnya.

Peringkat kedua direbut Robet Agung Wahyudi (Garuda-FCJ- ISSI Blora) dengan selisih waktu yang sangat tipis, yaitu 0,818 detik. Andy Prayoga yang mencatat waktu tercepat ketiga di seeding run, mempertahankan posisinya dengan waktu 2:04,855 di final run.

Tyo Cahyadi yang memimpin di seeding run malah melorot ke urutan empat dengan selisih waktu 2,815 detik dari Dimas.

Di kelas Master A, yang dihuni mantan atlet elit, juga menyajikan persaingan yang tak kalah seru. Mantan atlet nasional Pornomo, yang memimpin di seeding run, jeblok ke peringkat dua. Catatan waktu tercepat justru dicetak oleh Eko Purwanto dari Garuda-FCJ team dengan waktu 2:10,803, sementara peringkat ketiga ditempati oleh Chrisdian Mardianto dengan selisih waktu 0,581 detik dari Pornomo.

Kelas women open diikuti oleh lima pembalap dan Fiqi Isnaini membuktikan diri sebagai yang tercepat. Hanya berada di urutan dua seeding run, Fiqi memangkas catatanwaktunya di seeding run lebih dari 20 detik untuk menjadi yang tercepat dengan waktu2:27,729.

Ainun Najah dari Garuda-FCJ- ISSI Blora, yang tampil tercepat di seeding run, harus puas di urutan kedua dengan selisih waktu 12,320 detik. Rosa Difa Richa dari M.U.D Brothers naik podium ketiga dengan waktu 2:40,726.

2 dari 2 halaman

Animo Meningkat

Melihat animo peserta dan juga masyarakat pada gelaran 76 IDH Urban 2018, Direktur Indonesian Downhill, Parama Nugroho, mengaku gembira karena gelaran perdana di tahun 2018 ini berjalan lancar.

"Secara keseluruhan cukup bagus. Ini adalah tahun ketiga kami menggelar event di New Selo, Boyolali. Sebagai penyelenggara, saya melihat bahwa masyarakat semakin paham dengan manfaat dari kegiatan ini karena mereka terlibat dan merasakanlangsung dampak dari kegiatan ini. Penginapan milik masyarakat terisi dan kami juga meminta mereka menyiapkan konsumsi," ujar pria yang akrab disapa Nunung ini.

Animo masyarakat untuk menyaksikan gelaran ini, baik langsung maupun melalui live streaming juga meningkat. Dari data yang diambil penyelenggara, waktu tonton rata-rata (average watch time) 76 IDH Urban adalah 11 menit, naik lebih dari dua kali lipatdibanding tahun sebelumnya yang hanya 4 menit.

Dari sisi kompetisi, Nunung melihat persaingan cukup ketat karena ada pembalap tercepat di seeding run gagal menjadi juara. Malah, pembalap yang tampil tidak terlalu baik di seeding run bisa tampil bagus di final run.

"Artinya mereka mengevaluasi penampilan di seeding run dan tampil lebih baik di final run. Semoga attitude seperti ini bisa terbawa ke seri reguler agar semakin seru. Seri ini juga menjadi pemanasan untuk para unggulan yang akan turun di seri reguler karenaseri pertama akan berlangsung tiga minggu lagi," kata Nunung lagi.

Seri pertama gelaran 76 Indonesian Downhill 2018 akan berlangsung di Bukit Hijau Bike Park, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, pada 21-22 April mendatang, di mana venue ini baru pertama kali digunakan untuk seri Indonesian Downhill.