Sukses

Ini Sosok Kunci Kejayaan Surabaya Fever di Basket Putri

Fever memegang rekor sebagai tim basket putri yang belum terkalahkan di ajang kejuaraan kompetisi basket putri di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta Surabaya Fever berhasil merajai tiga seri awal Srikandi Cup musim ini. Sukses Fever tidak terlepas dari sentuhan tangan dingin sang peracik strategi tim, yakni Wellyanto Pribadi. Sejak dilatih Wellyanto tahun 2014, Fever memegang rekor sebagai tim basket putri yang belum terkalahkan di ajang kejuaraan kompetisi basket putri di Tanah Air.

Namun pria yang lahir pada tanggal 12 Agustus 53 tahun silam tersebut, enggan jika kesuksesan Fever selama ini dianggap karenanya. Baginya basket itu adalah olahraga tim dan semua unsur yang terlibat memiliki peran dalam setiap kesuksesan yang diraihnya. Dalam menangani Gabriel Sophia dan rekan-rekannya, ia memiliki filosofi bahwa mereka harus bisa bekerja sama seperti jemari tangan.  

“Saya bukan pelatih hebat. Justru anak-anaklah yang mempunyai potensi itu. Semua pemain Surabaya Fever bisa menjadi pemain inti dikarenakan mereka memahami filosofi jemari tangan, ada jempol, telunjuk, jari tengah, jari manis, kelingking. Jika disatukan secara fungsi kerja maka akan menghasilkan kekuatan yang utuh,” ujar pria yang biasanya disapa oleh para pemainnya dengan pangilan Ko Welly.

Dalam ingatannya, ia mengawali kecintaanya bermain basket di klub CLS Surabaya saat ia duduk dibangku SMP sekitar awal tahun 1990an. Berposisi sebagai point guard, kala itu ia dinilai oleh salah satu pelatih legendaris Nasional yang sekaligus sesepuh CLS, Widiarto Hartanu atau yang akrap disapa Mpek, mempunyai kecepatan meski postur tubuhnya tidak terlalu tinggi.

Berlatih dibawah gemblengan keras Mpek membuatnya mendapat ilmu baru dalam dunia kepelatihan, meski demikian tidak lantas membuatnya tertarik untuk menjadi pelatih dan terjun di dunia kepelatihan. Bahkan setelah lulus kuliah ia lebih tertarik berdagang membantu bisnis keluarganya.

Hingga pada pertengahan tahun 1997, Widiarto Hartanu yang saat itu sudah dalam tengah kondisit sakit keras, memberikan wasiatnya kepada para pengurus CLS untuk meminta Welly kembali aktif membantu melatih di klub CLS Surabaya. Ia pun tergugah dan akhirnya memulai untuk melatih baik dari levelan pemain junior maupun senior.

2 dari 2 halaman

Dikagumi Pemain

Tahun 2014 ia mulai menjadi pelatih Surabaya Fever. Dengan pengalaman yang dimilikinya, Fever dibawanya kejenjang prestasi yang lebih tinggi. Tercatat tahun 2015 menjadi Juara WNBL, 2016 Juara WIBL, 2017 Juara Perbasi Cup dan selangkah lagi, bukan tidak mungkin mereka akan merebut piala Srikandi Cup musim ini, lewat babak playoff yang akan dilangsungkan pada tanggal 18 s/d 21 April mendatang di Cirebon.

“Saya tidak ingin anak-anak terlena. Masih banyak kelemahan di tim saya yang harus diperbaiki. Kemenangan Fever sejauh ini bukan karena strategi yang disembunyikan kepada lawan dilapangan, tapi karena kebersamaan kami yang kuat. Basket itu tentang kebersamaan dan harus saling mendukung,” ujar Welly yang baru saja mendapatkan Anugrah Olah Raga Siwo PWI Jawa Timur untuk kategori Pelatih Terbaik.

“Ko Welly itu seperti teman bagi kami. Ia tidak banyak menuntut tapi ia selalu mengingatkan jika ada kekurangan, terutama supaya kami jangan cepat terlena dan ia selalu tidak bosan untuk mengatakan bahwa musuh terberat Fever adalah diri kita sendiri,” kata Gabriel Sophia center andalan Surabaya Fever.

Cepat atau lambat, Welly menyadari bahwa Surabaya Fever pasti akan mengalami kekalahan, tapi ia juga berharap dapat terus memberikan hasil yang terbaik untuk timnya. Ia pun juga berharap, lewat kompetisi Srikandi Cup yang teratur, prestasi prestasi Timnas Putri Indonesia dapat berbicara banyak di kancah Asean maupun Asia.

Saksikan video pilihan di bawah ini: