Sukses

MotoGP: Bos Yamaha Ungkap 2 Penyebab Rossi dan Marquez Berseteru

Saat ini pembalap MotoGP bersiap unjuk kebolehan di Grand Prix Austin

Liputan6.com, Jakarta Insiden di Argentina masih menjadi topik hangat saat pembalap MotoGP bersiap unjuk kebolehan di Grand Prix Austin, akhir pekan ini. Terutama keributan yang terjadi di paddock tim Movistar Yamaha saat asisten Valentino Rossi, Alessio Salucci mengusir rombongan Marc Marquez saat mencoba untuk meminta maaf.

Keributan yang terjadi di paddock Yamaha bermula ketika Marquez beserta Alberto Puig dan manajernya Emilio Alzamora datang untuk meminta maaf atas insiden senggolan yang terjadi di Sirkuit Trmas de Rio Hondo. Tapi upaya itu mendapatkan perlawanan dari Uccio sapaan akrab Alessio Salucci.

Dari beberapa tayangan yang dipublikasi sejumlah media terlihat Uccio membentak Marquez dan memintanya untuk meninggalkan garasi. Sontak, masalah tersebut mendapat perhatian khusus penggemar.

Hingga saat ini Rossi maupun Marquez pun masih terlihat perang dingin dan tidak menghadiri acara konferensi pers sebelum sesi latihan bebas MotoGP di hari pertama dimulai.

2 dari 3 halaman

Tingkah Laku Asisten Rossi

Melihat situasi ini, Lin Jarvis selaku bos tim Movistar Yamaha mengaku akan menganalisis apa yang terjadi. Terutama melihat tingkah laku Uccio terhadap Marquez.

"Di TV tidak terlihat tetapi ketika saya melihat Puig, Marquez dan yang lainnya di depan garasi kami, saya memberi mereka tanda, dengan menyilangkan lenganku, agar mereka tidak masuk. Pada saat itu, Uccio terlibat keributan. Dalam pekerjaan kami akan mengatur semuanya untuk lebih baik di garasi, tetapi itu adalah situasi yang tegang dan itu tidak mungkin bisa dihindari," jelas Jarvis seperti dikutip dari GPOne.

Jarvis menambahkan ada dua hal mengapa konflik Rossi dan Marquez di MotoGP kembali memanas. Pertama, cara Marquez memulai balapan dan kedua, insiden senggolan yang terjadi antara Rossi dan Marquez.

3 dari 3 halaman

Bendera Hitam

"Pada kenyataannya, kami melakukan apa yang ada di dalam kekuatan kami, langsung setelah start, melalui koneksi komputer langsung, kami berkomunikasi dengan arah balapan, menggarisbawahi ketidakberesan dari awal Marquez dan menyarankan bendera hitam. Menjelang akhir lomba, kami meminta klarifikasi situasi mengenai apa yang terjadi dalam balapan," tambah Jarvis.

"Sayangnya, Race Direction memberi tahu kami bahwa mereka tidak membaca pesan kami, pesan itu diterima tetapi tidak dibaca. Kami tidak tahu mengapa," sesal Jarvis. (David Permana)