Liputan6.com, Jakarta - Striker Persija Jakarta, Marko Simic mengirim doa untuk para korban bom yang terjadi di Surabaya, pada Minggu (13/4/2018). Simic merasa prihatin dengan kondisi yang terjadi di daerah Jawa Timur.
Empat bom meledak di kawasan Jawa Timur, kemarin. Ada tiga bom meledak di tiga gereja di daerah Surabaya pada Minggu pagi. Pada malamnya, bom kembali mengguncang Sidoarjo.
Advertisement
Baca Juga
"Apa yang didapat manusia, jika dia menginginkan seluruh dunia, kehilangan jiwanya sendiri #Prayforsurabaya," kicau striker Persija berusia 30 tahun itu di Instagram pribadi.
Dalam kicauannya tersebut, Simic mengunggah video yang menampilkan dirinya sedang berdoa sebelum pertandingan Persija.
Pada Senin (14/5/2018) pukul 08.50 WIB, Surabaya kembali diguncang Bom. Bom kembali meledak di Polrestabes Surabaya.
Fakta Bom Surabaya
Bom bunuh diri meledak di tiga gereja Surabaya pada Minggu 13 mei pagi. Hingga Senin (14/5/2018) pagi, total korban tewas 14 orang. Enam di antaranya pelaku bom bunuh diri.
Getiga lokasi ledakan ini rupanya dilakukan oleh enam orang yang masih satu keluarga. Terdiri dari ayah, ibu dan empat orang anaknya. Mereka adalah Dita Supriyanto (ayah), Puji Kuswati (ibu) dan anak-anaknya yakni, Fadila Sari (12), Pamela Riskika (9), Yusuf Fadil (18) dan Firman Halim (16).
Faktanya, paham radikal di keluarga Dita tampaknya sudah sangat kental. Bukan tanpa alasan, keluarga ini juga diketahui baru saja pulang dari Suriah, markas ISIS.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan, ada sekitar 1.100 WNI yang pergi ke Suriah, dan 500 sudah kembali. Sisanya ada yang tewas dan masih menetap di sana.
"Yang kembali dari Suriah 500, termasuk di antaranya keluarga ini," kata Kapolri Jenderal Tito dalam konferensi pers di RS Bhayangkara Surabaya, Minggu (13/5).
Ke Suriah, keluarga Dita bergabung dengan ISIS dan kembali ke Indonesia. Bersama ISIS, keluarga Dita belajar strategi teror, kemiliteran, dan membuat bom. Ketika kembali ke Indonesia, UU Teroris Indonesia tidak bisa menghukum tindakan tersebut.
Â
Â
Advertisement
Ketua JAD
Pelaku utama di tiga gereja Kota Surabaya adalah sang kepala keluarga Dita Supriyanto. Bahkan, boleh dibilang jabatan Dita di jaringan radikal itu tak sembarangan.
Dia adalah Ketua Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Surabaya. Hal ini diungkap oleh Kapolri Tito Karnavian.
Pimpinan JAD dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) di Indonesia adalah Aman Abdurahman yang saat ini ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok, Jawa Barat.
"Peledakan gereja di Surabaya diduga dipimpin oleh Dita Supriyanto, Ketua JAD Surabaya, yang meledakkan bom di Gereja Pusat Pantekosta Surabaya di Jalan Arjuno," kata Tito.