Liputan6.com, Milan - UEFA bisa menjatuhkan tiga sanksi kepada AC Milan. Klub asal Italia itu dinilai telah melanggar aturan Financial Fair Play (FFP).
Pada bursa transfer musim panas lalu, Rossoneri, sebutan AC Milan, menghabiskan 200 juta euro untuk membeli 11 pemain. Namun menurut UEFA, AC Milan telah melanggar peraturan FFP.
Advertisement
Baca Juga
Media Italia, CalcioMercato mengatakan, UEFA bisa menjatuhkan tiga jenis hukuman kepada AC Milan. Sanksi pertama berupa peringatan resmi. Ini tidak akan melibatkan sanksi atau larangan lainnya.
Pilihan sanksi kedua, UEFA bisa menjatuhkan denda sebesar 15 hingga 20 juta euro. Rossoneri harus membayar sepertiga denda mereka terlebih dahulu.
Sanksi terakhir yang bisa diterima AC Milan adalah dilarang tampil di Liga Europa. Posisi Rossoneri yang finis di posisi keenam Serie A digantikan oleh Atalanta.
Utang
Sebelumnya, UEFA telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait utang-utang AC Milan. Dalam pernyataannya, UEFA mengatakan AC Milan telah melanggar peraturan Financial Fair Play (FFP).
"Komite Investigasi sebagai bagian dari Badan Kontrol Keuangan Klub UEFA (CFCB) telah memutuskan, klub Italia AC Milan masuk ke Bagian Pengadilan CFCB karena melanggar peraturan FFP, terutama soal keseimbangan neraca keuangan yang dibutuhkan," tulis pernyataan resmi UEFA.
Akibat dari keputusan ini, UEFA mengharuskan AC Milan membayar utang senilai 380 juta euro atau Rp 6,3 triliun kepada Elliot Management. Utang tersebut bakal jatuh tempo Oktober tahun ini.
Advertisement
Tanggapan AC Milan
CEO AC Milan, Marco Fassone mengatakan, AC Milan akan membela diri terhadap keputusan ini. Fassone menilai, pihak klub punya alasan untuk melakukan pembelaan.
Menurutnya, AC Milan yang kini dimiliki Yong Hong Li tidak bisa menanggung beban kesalahan klub yang dibuat pemilik sebelumnya. "Kami akan membawa data ke badan UEFA dan menegaskan bahwa Milan hari ini harus membayar kesalahan tahun 2014 hingga 2017, ketika pemiliknya sama sekali berbeda," kata Fassone.
"Kami menjalankan klub ini dengan sangat sehat dan seimbang. Jadi kami sebetulnya sangat berharap UEFA menawarkan solusi. Jelas, saya sangat kecewa," ujar Fassonem menambahkan.