Sukses

Icuk Sugiarto: PBSI Harus Fokus pada Prestasi Indonesia

Legenda bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, menyarankan PBSI untuk segera menghentikan kepentingan kelompok dalam pemilihan atlet.

Jakarta - Legenda bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, menyarankan agar PBSI lebih jeli dalam pemilihan pemain. Dia juga minta PBSI lebih mendahulukan kepentingan prestasi Indonesia ketimbang kepentingan kelompok dalam hal prestasi Indonesia. 

Hal itu diungkapkan Icuk setelah putranya tak dipanggil PBSI untuk tim Indonesia di Piala Thomas 2018. Padahal, Tommy Sugiarto memiliki peringkat yang lebih baik, yakni 24, ketimbang dua pemain tunggal Indonesia seperti Ihsan Maulana Mustofa (48) dan Firman Abdul Kholik (92) yang ikut dalam skuat Piala Thomas 2018.

Icuk berharap agar putranya, Tommy Sugiarto, dan para atlet non-pelatnas yang berprestasi bisa diberikan kesempatan untuk mewakili Merah Putih. Sebab, Indonesia akan menggelar dua event bergengsi bulu tangkis, yakni Indonesia Open Super Series Premier dan Asian Games 2018. 

"Saya kira kan Piala Thomas dibiayai negara dan Asian Games nanti pun demikian. Semua anak-anak bangsa, tanpa terkecuali, kalau dia mampu menunjukkan prestasi terbaik harusnya sudah wajar untuk bisa mewakili Indonesia," kata Icuk Sugiarto kepada wartawan dalam acara buka puasa bersama Menpora Imam Nahrawi di Jakarta, Senin (28/5/2018).

"Itu yang harus diperlihatkan para pimpinan di PBSI. Jangan hanya (pemanggilan atlet-atlet) untuk kepentingan kelompok, akan tetapi lebih mengorbankan Indonesia," ucap peraih medali emas Asian Games 1982 itu.

Tommy Sugiarto mengawali 2018 dengan persembahan gelar Thailand Master. Hal ini tentu saja bisa menjadi pertimbangan PBSI untuk memasukkan nama pemain 29 tahun itu ke dalam tim inti Indonesia yang bakal diisi 16 orang itu.