Sukses

Mantan Pelatih Real Madrid Sesalkan Buruknya Bahasa Spanyol Bale

Bertahun-tahun di Real Madrid, Gareth Bale ternyata belum fasih berbahasa Spanyol.

Liputan6.com, Jakarta Gareth Bale telah memperkuat Real Madrid sejak 2013 lalu. Namun pemain asal Wales tersebut ternyata tidak kerasan bertahan lebih lama di Santiago Bernabeu. Sebaliknya, Bale malah berniat meninggalkan Los Blancos usai merebut trofi Liga Champions musim ini. 

Bale menjadi pahlawan bagi keberhasilan Real Madrid merebut trofi Eropa ke-13. Mantan pemain Tottenham Hotspur itu menjadi pembeda lewat dua gol yang dilesakkan ke gawang Liverpool pada babak final yang berlangsung di Kiev, Ukraina, Sabtu (26/5/2018) lalu. 

Berkat dua gol ini, Real Madrid menang 3-1. Sebelumnya Real Madrid sempat imbang 1-1 setelah gol Karim Benzema menit ke-51 disamakan Sadio Mane empat menit kemudian. 

Namun kehadiran trofi si 'Kuping Besar' ternyata tidak membuat Bale betah. Sebaliknya, usai laga dia justru melontarkan sinyal yang lebih kuat untuk meninggalkan Los Blancos. Pemain berusia 28 tahun itu masih merasa belum mendapatkan tempat di skuat Real Madrid. 

Banyak pihak yang mengerti perasaan Bale. Namun tidak jarang yang menyalahkannya. 

Mantan pelatih Real Madrid, Deportivo la Coruna, dan Real Sociedad, John Toshack, bahkan menyesalkan sikap Bale. Menurut Toshack, rekan senegaranya itu tidak berusaha berbaur dengan kultur Real Madrid. Itu terlihat dari kemampuan Bale berbicara bahasa Spanyol. 

"Dia berbeda dengan rekan setimnya yang lain," kata Toshack dalam program El Larguero di Cadena SER seperti dilansir Marca. "Dia sangat senang bicara kepada wartawan dan sangat disayangkan, dengan waktu yang sudah dilalui selama ini, dia bisa bicara bahasa (Spanyol)."

 

2 dari 2 halaman

Kurang Berusaha

Gareht Bale didatangkan ke Santiago Bernabeu pada 1 September 2013 lalu. Dia diboyong dari Spurs dengan nilai transfer yang dipercaya mencapai 85,3 juta poundsterling. 

Bersama Real Madrid, Bale sudah merasakan satu gelar La Liga (2016-17), satu gelar Copa del Rey, dan empat gelar Liga Champions (2013–14, 2015–16, 2016–17, 2017–18).

Meski demikian, peran Bale lambat laun mulai menurun. Posisinya di tim inti mulai tergusur. 

Meski demikian, Bale selalu memberikan kemampuan terbaiknya saat dipercaya oleh Zinedine Zidane, termasuk saat tampil di final Liga Champions, akhir pekan lalu. Karena itu, Bale pun menuntut posisi di skuat inti bila ingin tetap bertahan di Santiago Bernabeu. 

Menurut Toshack, sikap Bale memperburuk situasi yang dihadapinya di Real Madrid. Sebab dia sama sekali tidak berusaha agar bisa berbaur dengan lingkungannya. "Jika Anda bermain di negara yang berbeda, setidaknya Anda punya kewajiban untuk mencobanya," katanya.

"Orang-orang selalu berpikir lebih baik jika Anda berusaha," kata Toshack. 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

  

 

Â