Liputan6.com, Barcelona - Barcelona menjadi kampiun La Liga Spanyol 2017-18. Pasukan Ernesto Valverde menyelesaikan kompetisi dengan mengantongi 93 poin, unggul 14 poin dari Atletico Madrid yang ada di peringkat kedua. Sementara dengan Real Madrid, Blaugrana memimpin 17 poin.
Baca Juga
Advertisement
Ini adalah gelar La Liga Spanyol ketiga yang dimenangkan Barcelona dalam empat musim terakhir. Musim lalu, gelar juara jatuh ke tangan Real Madrid.
Di bawah komando Valverde, Barcelona sangat perkasa di kompetisi demostik. Lionel Messi dan kawan-kawan menorehkan 28 kemenangan, sembilan imbang, dan sekali kalah.
Satu-satunya kekalahan Barcelona diderita dari Levante di pekan ke-37. Tim Catalan takluk 4-5 di Estadio Ciudad de Valencia, 14 Mei lalu.
Belanja Besar
Barcelona sangat boros dalam belanja pemain pada bursa transfer musim panas 2017. Mereka membeli Ousmana Dembele dari Borussia Dortmund dengan harga 145 juta euro.
Setelah itu, Barcelona merekrut Paulinho dengan 40 juta euro, Nelson Semedo (30,5), Gerard Deulofeu (12), dan Santos Marlon (5). Namun, pembelian itu belum membuat Barcelona puas.
Di bursa transfer musim dingin Januari 2018, Barcelona mendatangkan Philippe Coutinho dari Liverpool dengan nilai transfer 160 juta euro. Harga itu meningkatkan pengeluaran Barcelona untuk belanja pemain menjadi 392 juta euro atau sekitar Rp 6,3 triliun.
Namun, belanja besar-besaran ini tidak mampu membawa Barcelona menghentikan dominasi Real Madrid di Liga Champions. Langkah Barcelona di kompetisi elit Eropa tersebut hanya sampai perempat final. Catatan itu mengulangi prestasi dalam dua musim sebelumnya.
Advertisement
Tertidur
Buruknya prestasi Barcelona di Liga Champions pada tiga musim terakhir menuai kritik dari Xavi Hernandez. Ia menyebut mantan timnya itu sedang tertidur di tengah dominasi Real Madrid.
"Madrid memiliki gen pemenang dan Barcelona tertidur," kata mantan kapten Barcelona itu kepada El Penalti. "Mereka sudah tidak aktif selama bertahun-tahun dengan pemain (yang didatangkan) dan itu mengambil jalan pintas."
"Seperti seorang penyihir, tetapi masalahnya adalah Barcelona tertidur dan tampaknya Barca memenangkan gelar, tetapi yang lain memenangkan Liga Champions," pungkas Xavi.