Liputan6.com, Pamekasan - Konflik antara manajemen Madura United FC dan Peter Osaze Odemwingie berakhir damai. Bahkan, eks pemain Stoke City itu akan kembali merumput bersama Laskar Sape Kerrap pada putaran kedua Go-Jek Liga 1 2018 bersama BukaLapak
Menurut Manajer Madura United FC Haruna Soemitro, pihaknya sudah bertemu dengan Odemwingie di salah satu negara Asia. Kedua belah pihak telah sepakat menyatakan usai atas permasalahan sebelumnya.
Advertisement
Baca Juga
"Kita ada kesepakatan bersama-sama secara sadar, bahwa tidak akan melanjutkan proses hukum, baik hukum formal maupun proses hukum ke FIFA. Kabar baiknya, Peter juga sangat mungkin kembali bermain di Indonesia," turur Haruna di Pamekasan, Sabtu (2/6/2018) malam WIB, seperti dinukil dari Antara.
Odemwingie merupakan marquee player Madura United di Liga 1 2017. Dia tercatat sebagai pencetak gol tersubur dibandingkan marquee player lainnya, yakni dengan 15 gol
Manajemen Madura United bahkan mengontrak Odemwingie hingga musim 2018 dengan membayar uang muka kepada pemain itu. Namun, dalam perkembangannya, terjadi persoalan antara pemain berusia 36 tahun itu dan Manajemen Madura United. Ia kembali ke negaranya tanpa alasan yang jelas.
Tidak Profesional
Kala itu, Manajer Madura United FC Haruna Sumitro menilaiOdemwingie tidak profesional dan lalai terhadap tugasnya sebagai pemain. Bahkan, pihak manajemen merasa dibohongi.
Apalagi, manajemen telah memberikan uang muka kepada sebesar Rp 3 miliar kepada Odemwingie agar bertahan sampai musim 2018. Madura United kemudian melayangkan surat teguran kepada Odemwingie agar segera bergabung bersama tim. Tapi, yang bersangkutan malah meminta bantuan lembaga hukum di London, Inggris, agar mensomasi Madura United.
Tak hanya itu, pemain asal Nigeria tersebut juga mengirimkan surat kepada pihak manajemen terkait pembayaran kontrak yang masih dimilikinya selama semusim. Jika Madura United masih menginginkan jasanya, maka harus membayar uang sebesar US$ 125 ribu atau sekitar Rp 1,6 miliar. Jumlah tersebut belum termasuk denda 5 persen per hari yang diklaim Odemwingie.
Advertisement
Tiga Poin
Menurut Haruna, ada tiga poin yang diminta Odemwingie kepada Madura United. Ia menilai Madura United lalai membayar sisa uang muka sebesar US$ 65 ribu atau sekitar Rp 870 juta.
Kedua, Peter meminta Madura United bisa tidak membayar penalti jika harus mengeluarkan surat terminasi. Tapi, mereka tetap dibebankan uang sebesar US$ 85 ribu atau sekitar Rp 1,1 miliar.
Opsi ketiga, Madura United tidak bebas penalti kalau Odemwingie sudah mendapat klub (baru) sampai 25 Januari 2018. Tapi, setelah dua sampai tiga hari berikutnya, Odemwingie mengirim surat lagi untuk membatalkan kontrak.
Atas sikap Odemwingie yang dinilai tidak profesional, Madura United menunjuk dua konsultan hukum mengurus urusan pidana dan menggugatnya melalui jalur FIFA pada 31 Januari 2018.
"Kami bereaksi terhadap sikap Odemwingie yang tidak profesional dan lalai dan kami akan ofensif memperjuangkan hak klub, dan kami tidak pernah lalai untuk membayar (hak pemain), bahkan untuk 2018 kami sudah advance yang kalau dirupiahkan sekitar Rp 3 miliar," papar Haruna.
Dalam perkembangan berikut, terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak, yakni sama-sama mengabaikan tuntutan yang disampaikan. Dengan catatan Odemwingie bersedia kembali Indonesia dan menyelesaikan perjanjian sesuai kontrak awal.
Dengan cara itu, Madura United juga mencabut gugatannya di FIFA terkait sikap indisipliner yang telah dilakukan Odemwingi selama ini.