Sukses

Ryan Giggs Pertanyakan Kolektivitas MU

Giggs membela MU periode 1990-2014.

Liputan6.com, Jakarta - Ryan Giggs mengidentifikasikan alasan mengapa Manchester United (MU) masih inkonsisten di bawah komando Jose Mourinho. Dia menilai The Red Devils belum menunjukkan kolektivitas.

Penggawa MU periode 1990-2014 tersebut memberi penilaian usai melihat penurunan performa Paul Pogba dan kawan-kawan.

Usai memenangkan Piala Liga Inggris dan Liga Europa pada kampanye debut bersama Mourinho, The Red Devils justru melempem musim 2017/2018. Mereka tertinggal 19 angka di belakang juara liga Manchester City plus tersingkir di 16 besar Liga Champions.

"Meski tidak menjami kesuksesan, kekompakan itu penting," kata Giggs, dilansir Manchester Evening News.

Giggs merujuk pengalamannya selama memperkuat MU. Dia tumbuh bersama kelas 92 yakni Nicky Butt, Paul Scholes, David Beckham, serta Neville bersaudara, Gary dan Philip.

 

2 dari 3 halaman

Butuh Waktu

Sosok berkebangsaan Wales tersebut sadar MU membutuhkan waktu sebelum menemukannya. Sebab, pemain MU saat ini rata-rata baru bermain 1-2 tahun.

"Memang tidak mudah memilikinya. Koneksi spesial dalam tim itu sangat jarang ditemukan sehingga istimewa," ujar Giggs.

 

3 dari 3 halaman

Tampil Atraktif

Selain itu, Giggs juga berharap pemain bernaluri serang MU menunjukkan kreativitasnya dalam membongkar pertahanan lawan. Dia merasa The Red Devils tidak kesulitan melakukannya karena punya pemain seperti Pogba, Marcus Rashford, atau Jesse Lingard.

"Saya ingin mereka mencoba hal-hal baru. Sebab, itulah yang selalu saya coba ketika masih bermain," ungkapnya.