Liputan6.com, Boston - Pembahasan Loris Karius, kiper Liverpool yang membuat dua kesalahan di final Liga Champions, belum usai. Kali ini, dokter di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Boston, Amerika Serikat, menyebut Karius mengalami gegar otak selama final Liga Champions.
Loris Karius dijadikan kambing hitam untuk dua gol Real Madrid yang berhasil menang dengan skor 3-1 di Kiev pada 26 Mei. Liverpool mengirim kiper asal Jerman itu untuk menemui para spesialis lima hari setelah pertandingan tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Setelah dengan cermat meninjau ulang film pertandingan dan mengintegrasikan sejarah mendetail, termasuk laporannya saat ini dan gejala langsung pascakontak, pemeriksaan fisik, dan metrik obyektif, kami menyimpulkan bahwa Tuan Karius menderita gegar otak saat pertandingan itu berlangsung," kata Dr. Ross Zefonte dan Lenore Herget, dinukil dari Antara.
Mereka menyebut Karius mengalami beberapa tanda gegar otak. Namun hal itu tak dirasakan Karius karena terbawa suasana.
"Sisa gejala utama dan tanda-tanda obyektif Tuan Loris Karius mengindikasikan adanya disfungsi spasial visual dan kelihatannya terjadi segera setelah kejadian itu. Gejala tambahan dan disfungsi area-area tertentu juga terjadi. Defisit-defisit seperti itu dapat saja mempengaruhi penampilannya." ujar Ross.
Benturan dengan Ramos
Sayangnya, para dokter tak menyebut penyebab terjadinya gegar otak yang dialami Karius. Hanya saja, bila melihat tayangan ulang, kepala Karius mengalami kontak dengan kapten Real Madrid, Sergio Ramos saat melakukan duel udara.
Tidak lama setelahnya, lemparan Karius dapat diintersep Karim Benzema untuk membawa Real memimpin. Gareth Bale mencetak gol kedua yang tidak dapat dihentikan, sebelum penyerang Wales itu mencetak gol ketiga Real dengan sepakan jarak jauh yang menyusup melewati tangan Karius.
Karius yang putus asa meminta maaf kepada para penggemar Liverpool untuk kesalahannya, namun ia mendapatkan kritik tajam dan pelecehan daring.
Â
Â
Â
Advertisement
Sudah Pulih
Para dokter mengatakan kondisi kiper 24 tahun itu telah membaik sejak insiden.
"Kami berharap bahwa dengan perawatan dan diikuti protokol aktif yang ditentukan, ia akan terus membaik," kata mereka. "Kami mendorong kewaspadaan dan penekanan pada keselamatan agar ia dapat kembali beraktivitas penuh." demikian laporan Reuters.