Sukses

IBL Bertekad Menerapkan Standar Gaji Minimal

IBL menerapkan standar gaji minimal.

Jakarta, - Hasan Gozali, Direktur Indonesian Basketball League (IBL), mengatakan pihaknya bertekad menerapkan batas gaji minimal untuk pemain lokal yang bermain musim ini. Dia mengungkap masih ada klub yang membayar pemainnya dengan kurang layak.

Baca Juga

  • Tinggalkan Stapac, Prastawa Gabung Pelita Jaya
  • Satria Muda dan Pelita Jaya Siap Tempur di Final IBL
  • Final IBL: Satria Muda dan Pelita Jaya Dukung Penggunaan Wasit Asing

Keinginan tersebut dilakukan karena jomplangnya nilai gaji pemain lokal dengan pemain asing. Seperti diketahui, musim depan IBL akan menaikkan batas gaji (salary cap) untuk pemain asing menjadi 5 ribu dolar (setara Rp 69,6 juta).

Adapun musim lalu, masih ada pemain dari klub peserta IBL seperti Satya Wacana Salatiga dan Bank BPD DIY Bima Perkasa Jogja yang dibayar setara UMR (Upah Minimum Regional). Jumlahnya pun sangat miris karena tak sampai Rp 2 juta.

"Kami akan berusaha menetapkan upah minimum untuk pemain lokal di IBL. Selama ini kan bayaran mereka ya UMR (Upah Minimum Regional). Nah, untuk klub yang di Jawa Tengah dan Yogyakarta itu Rp 1,7 juta," kata Hasan Gozali kepada wartawan dalam acara buka puasa bersama di Jakarta, Kamis (7/6/2018).

Kendala penetapan standar gaji pebasket IBL terletak pada kekuatan finansial klub yang berbeda-beda. Namun, Hasan Gozali berharap bisa mendapatkan jalan keluar demi peningkatan taraf hidup pebasket Tanah Air.

"Mereka kan atlet, masa hampir sama dengan pekerja pabrik? Mungkin akan sulit karena kekuatan finansial setiap tim kan berbeda-beda. Akan tetapi, semoga bisa diterapkan mulai IBL 2018-2019," ucap Hasan Gozali.