Sukses

Pesantren Sepak Bola IMSA Gandeng Akademi La Liga

Pesantren Sepak Bola IMSA ingin semakin mempertajam konsep pembinaan sepak bola untuk kelompok umur dengan menggandeng Akademi La Liga.

Liputan6.com, Jakarta - Istana Mulia Soccer Academy (IMSA), akademi yang berkonsep pesantren sepak bola, menjalin kerjasama dengan EDF La Liga Academy atau akademi sepak bola La Liga pada Selasa (12/6/2018). Kerjasama ini dilakukan untuk semakin mempertajam konsep pembinaan sepak bola yang akan diterapkan di IMSA.

IMSA berbasis di pantai Carita, Anyer, Banten. Pesantren sepak bola ini memiliki luas sekitar 9 hektar dan menerima anak-anak berusia 12 sampai 13 tahun untuk ikut serta dalam program pelatihan sepak bola sekaligus program-program pendidikan yang lain.

"IMSA ini sebuah pesantren sepak bola yang berkonsep asrama. Kami menerima anak-anak mulai usia SMP karena harus menginap di asrama," kata Pendiri dan CEO IMSA, Ayi Muzayini kepada Liputan6.com lewat sambungan telepon.

IMSA tak hanya mengajarkan sepak bola. Di sekolah ini juga diajarkan pembinaan karakter, leader, enterpreneur dan cyber.

"Kami ingin menjadi pusat akademi sepak bola yang paling unggul dan terpercaya baik di dalam dan luar negeri," kata Ayi, menambahkan.

Keinginan IMSA untuk menjadi akademi sepak bola paling unggul diwujudkan dengan menggandeng EDF La Liga yang memiliki pelatih langsung dari Spanyol. Para pelatih mengajarkan konsep bermain sepak bola seperti yang diajarkan banyak klub La Liga Spanyol.

"Kami menggandeng EDF La Liga karena kami ingin mengajarkan konsep pembinaan sepak bola yang menyeluruh. Kami percaya dengan kualitas pelatih yang didatangkan langsung dari La Liga Spanyol," kata Ayi.

 

2 dari 2 halaman

Bangun Tim

Dia berharap dalam waktu dekat IMSA bisa membentuk sebuah tim kelompok umur yang bisa bersaing di kejuaraan-kejuaraan dalam negeri. Sekaligus bisa menjadi percontohan buat pembinaan kelompok umur U-12 dan U-13.

"Dalam waktu dekat, kami tentu ingin membentuk tim yang kuat untuk U-12 dan U-13 yang bakal bersaing di kancah sepak bola nasional," ujarnya.

Sementara itu, manajer EDF La Liga Academy, Taufik Jursal Efendy mengatakan, akademi La Liga bukan semacam franchise yang banyak ditemukan di Indonesia saat ini.

"Kami tidak seperti franchise yang sudah ada di Indonesia. Kami lebih mengutamakan kurikulum yang terpadu berbasis La Liga. Kami juga lebih komprehensif dalam membina skill hingga karakter pemain," ujarnya.

Saksikan juga video pilihan di bawah ini: