Liputan6.com, Sochi - ISIS merilis video propaganda berisi ancaman penyerangan terhadap ajang Piala Dunia 2018 di Rusia.
Materi propaganda yang dirilis pada hari Rabu, 13 Juni 2018 itu menunjukkan cuplikan berupa penyerangan menggunakan bom drone berlogo ISIS di Olympic Village, Sochi -- salah satu lokasi tuan rumah Piala Dunia 2018. Demikian menurut laporan situs pemantau Middle East Media Research Institute (MEMRI) seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (16/6/2018).
Video propaganda yang dirilis media pro-ISIS Al Adiyat itu dibuka dengan cuplikan 11 pria muda berdiri di depan bendera ISIS yang khas berwarna hitam. Tiga di antaranya memiliki wajah yang disamarkan.
Advertisement
"Tidak ada yang tahu bahwa kami adalah mujahidin dan bahwa kami beroperasi di sini di kota (Sochi)," kata seorang lelaki yang berdiri di tengah-tengah.
"Kami sedang menunggu Anda, kami tahu segalanya tentang gerakan Anda. Jadi hati-hati ... saudara-saudara kami akan memburu kalian," lanjut video tersebut.
Baca Juga
Video propaganda itu juga secara khusus menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam rekaman itu Putin disebut sebagai figur yang "memiliki pendekatan tanpa kompromi terhadap ekstremis Islam, baik di dalam maupun di luar negeri pada masa pemerintahannya."
"Putin, kau an**ng, kau akan terbakar di api neraka," kata salah seorang pria dalam video propaganda tersebut.
Meski dirilis pada pekan yang sama ketika Piala Dunia 2018 dimulai, MEMRI menjelaskan bahwa sebagian besar cuplikan dalam video berdurasi empat menit itu merupakan daur ulang serta pernah digunakan dan dirilis oleh ISIS cabang Kaukasus.
Â
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Ancam Messi dan Neymar
Rekaman propaganda itu juga berisi ancaman penyerangan terhadap mega bintang sepak bola Lionel Messi dan Neymar, di mana keduanya turut berpartisipasi dalam Piala Dunia 2018.
"Anda tidak akan menikmati keamanan sampai kita hidup di negara (berideologi) muslim," baca teks cuplikan video yang menyertai gambar Messi dan Neymar itu.
Di sisi lain, Kepolisian Rusia mengklaim telah mengerahkan cukup banyak personel untuk mengamankan kota-kota yaang menjadi tuan rumah pelaksanaan pertandingan Piala Dunia 2018 serta para atlet yang berpartisipasi. Mereka juga dikerahkan untuk menangani hooliganisme di kala para penggemar sepak bola.
ISIS, yang sempat menguasai sejumlah wilayah di Irak dan Suriah, telah berada pada posisi yang terancam pada tahun ini, di mana mereka menghabiskan beberapa tahun terakhir di bawah serangan dari koalisi berbagai negara.
Meskipun telah kehilangan hampir seluruh wilayahnya, ISIS masih menjadi momok karena tetap mampu meluncurkan serangan berskala kecil di sejumlah lokasi lain di dunia.
Sementara itu, Rusia juga telah lama bergulat dengan ancaman terorisme. Selama beberapa tahun terakhir ISIS telah mengklaim sejumlah serangan terhadap negara dan warga di Negeri Beruang Merah.
Salah satu contoh adalah operasi yang diklaim paling mematikan pada tahun 2015, ketika ISIS menjatuhkan jet penumpang Rusia di atas Mesir, menewaskan 224 orang.
Advertisement