Sukses

Oscar Tabarez, Pelatih Timnas Uruguay di Piala Dunia Pernah Jadi Guru SD

Oscar Tabarez menjadi pelatih tertua pada Piala Dunia 2018. Penyakit tidak menghalanginya untuk melatih tim nasional Uruguay dalam meraih gelar juara dunia

Liputan6.com, Jakarta Salah satu pelatih di Piala Dunia yang menarik perhatian adalah Oscar Tabarez. Dirinya menjadi pengasuh tim nasional Uruguay dalam pertandingan akbar dunia di Rusia 2018.

Pelatih berusia 71 tahun itu telah mendedikasikan dirinya selama 38 tahun di dunia sepak bola. Dirinya telah melatih di Kolombia, Argentina, Italia, Spanyol, untuk kemudian pertama kalinya melatih timnas Uruguay pada 1988 hingga 1990.

Melansir The Sun pada Senin (25/6/2018), dirinya kembali melatih timnas itu sejak tahun 2006 dan sejak itulah mereka menjadi sebuah negara yang kuat di Piala Dunia.

Sebelum gantung sepatu, Tabarez merupakan pemain bertahan yang tangguh di enam klub. Selain itu, dirinya juga merupakan guru sekolah dasar.

FIFA sendiri telah menganugerahkan gelar Order of Merit setelah Tabarez berada di pucuk pimpinan Uruguay di Copa America sebanyak lima kali.

Piala Dunia tahun ini merupakan yang keempat bagi dirinya sebagai seorang pelatih. Dia telah mengantarkan tim asuhannya mencapai babak 16 besar sebanyak dua kali dan satu kali semi- final pada 2010.

Tabarez sendiri tertangkap kamera mengenakan tongkat berjalan dan terkadang skuter untuk mobilitasnya.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Sindrom Guillain- Barre

Dilaporkan pada 2016, dia menderita penyakit sindrom Guillain- Barre. Ini adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sistem saraf pusat yang biasanya terjadi seteah infeksi virus atau bakteri.

Namun, Tabarez mengatakan bahwa dirinya terkena neuropati kronis.

"Saya sudah membicarakan tentang penyakit saya pada siapa saya harus membicarakannya," ujar Tabarez.

"Semua petinggi di AUF (Asosiasi Sepak Bola Uruguay), bahwa saya harus bergerak dengan roda. Ada hari-hari di mana saya lebih baik daripada yang lain," tambahnya.

"Ada beberapa hari di mana saya bisa berjalan sendiri, beberapa yang lain tidak. Namun, tidak ada perubahan dengan pekerjaan saya atau mengenai pemain."

Mantan pelatih AC Milan itu juga sepertinya tidak kenal menyerah untuk mengantarkan anak asuhnya menjadi yang terkuat di Piala Dunia.

"Saya akan melanjutkan (menjadi pelatih Uruguay), setidaknya hingga hasilnya mengatakan sebaliknya. Ketika Anda menjadi pelatih, Anda tahu Anda ditampilkan karena hasil," ujarnya dua tahun lalu.