Sukses

Begini Cara Penyandang Tunanetra Nobar Piala Dunia 2018

Teriakan histeris pendukung tim panser dalam Piala Dunia 2018 seringkali terdengar ketika pemain Jerman mulai mendekati kotak penalti.

Yogyakarta - Ketika banyak orang menikmati momen Piala Dunia 2018 dengan ikut nonton bareng (nobar) bersama teman-teman, para penyandang tunanetra pun turut menikmati ajang empat tahun sekali itu. Caranya dengan "Dengar Bareng".

"Pemain-pemain Jerman yang mengenakan kostum hijau-putih dengan kaus kaki hijau berusaha menusuk jantung pertahanan Korea! Merangsek masuk ke kotak penalti! Ah tapi sayang sepakan Tony Kroos hanya membentur tiang gawang. Kedudukan masih kosong-kosong untuk kedua kesebelasan hingga menit ke-78 babak kedua."

Narasi detail ini terdengar begitu utuh disampaikan penyiar RRI Didik Mainaki dan Indra Virgiantara. Sepenggal narasi yang begitu diperhatikan dengan seksama oleh penyandang tunanetra Yogyakarta yang berkumpul di Yayasan Mardi Wuto Jalan Cik Di Tiro Rabu, 27 Juni 2018 malam.

Pantauan KRJogja.com, teriakan histeris seringkali terdengar saat nada bicara sang penyiar mulai meninggi ketika bola mulai mendekati kotak penalti. Jerman ingin menang untuk bisa lolos, sementara Korea tak ingin pulang tanpa satu pun poin dari Piala Dunia 2018.

Sepak bola sungguh universal, disukai siapa pun bahkan di tengah keterbatasan penglihatan yang dimiliki. Terbukti lebih dari 40 penyandang tunanetra di Yogyakarta begitu serius mengikuti kata per kata yang keluar dari mulut kedua penyiar senior olahraga tersebut dalam acara "Dengar Bareng" bersama RRI Yogyakarta.

Beberapa bahkan sangat serius hingga sama sekali tak menampakkan tawa atau senyum di bibir saat mendengarkan para penyiar berbicara menggambarkan keadaan terkini Kazan Arena. Ada pula relawan yang berusaha sedikit banyak ikut menjelaskan visual yang tampak dari layar proyektor yang ditancapkan di salah satu dinding.

Kemegahan stadion pelaksana Piala Dunia 2018 tersebut memang tak bisa dilihat langsung oleh difabel netra atau tunanetra yang berkumpul malam ini, hanya melalui gambaran cerita pendengaran. Namun ternyata kondisi ini tak sedikitpun menyurutkan semangat mereka menikmati pertandingan olahraga paling populer di dunia.

 

Baca berita menarik lainnya dari KRJogja.com di sini.

 

2 dari 2 halaman

Penyandang Tunanetra Merasakan Euforia Piala Dunia 2018

Ketegangan pun semakin terlihat karena sebagian besar pendengar menjagokan Jerman untuk menang dan melaju ke babak selanjutnya. Mereka tampak tidak tenang terlihat dari bibir yang mulai sedikit komat-kamit berharap ada gol untuk Tim Panzer malam hari ini.

Namun, nyatanya malah Korea yang berhasil mencetak dua gol dan mengajak Jerman pulang dari Rusia bersama-sama. Hanya mencatat tiga poin nyatanya membuat kedua tim wakil Eropa dan Asia ini tidak lolos dan merelakan tempat untuk Meksiko dan Swedia.

Begitulah sekelumit gambaran bagaimana tunanetra di Yogyakarta ikut dalam gegap gempita Piala Dunia Rusia 2018 yang benar-benar menghinggapi seluruh masyarakat dunia. Sungguh pemandangan yang menarik sekaligus menggugah kecamuk perasaan di dalam hati.

KRJOGJA.com pun menyempatkan berbincang dengan salah satu tunanetra yang menikmati pertandingan malam tadi, Alma Malik Dewantara. Bagi dia, siaran radio yang menjelaskan dengan detail jalannya pertandingan sepakbola menjadi andalan menikmati sebuah laga.

"Kami sangat terbantu karena tidak bisa menonton, hanya bisa mendengar. Kalau dapat penjelasan detail seperti ini dengan atmosfer bersama-sama rasanya jauh lebih mengena serunya pertandingan. Meski jagoan saya Jerman akhirnya kalah, tapi kalau bisa ada dengar bareng seperti ini setiap hari, sangat membantu kami yang tunanetra tapi suka sepak bola," ungkapnya tersenyum.

 

Simak video pilihan berikut ini: