Liputan6.com, Moskow - Piala Dunia 2018 masih berlangsung. Suka duka tentang ajang empat tahunan ini kian terasa. Ada yang menang dan ada yang kalah. Para penggemar sepak bola dari masing-masing tim selalu memberikan dukungan maksimal agar negara yang mereka idolakan bisa mencapai podium tertinggi.
Sejumlah timnas dari negara-negara besar bahkan ada yang tumbang di fase penyisihan. Sebut saja Jerman, disusul oleh sejumlah tim besar di babak-babak selanjutnya seperti Spanyol, Argentina hingga Portugal.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya kesedihan yang dirasa, sejumlah peristiwa lain yang tak kalah membuat banyak orang kaget pada ajang itu adalah kasus berdarah yang terjadi. Mulai dari bunuh diri hingga dibunuh terkait Piala Dunia.
Seperti dikutip dari berbagai sumber, Selasa (3/7/3018), berikut 3 tragedi berdarah yang terkait ajang Piala Dunia:
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
1. Penggemar Lionel Messi Bunuh Diri
Beberapa hari yang lalu, tim nasional Argentina harus tersingkir dari laga Piala Dunia 2018. Dengan skor 4-3, Prancis mengungguli Argentina di babak 16 besar dan membuat grup yang dimotori oleh Lionel Messi ini harus pulang kampung.
Dikutip dari laman Mirror, kekalahan Argentina ini membuat salah satu penggemar dari Lionel Messi putus asa dan memilih untuk mengakhiri hidup.
Pria tersebut adalah Monotosh Halder. Ia ditemukan gantung diri di kamarnya setelah pertandingan usai.
pria 20 tahun asal West Bengal, India, itu mulai menangis seperti anak kecil setelah pertandingan Argentina melawan Perancis di Piala Dunia dan mematikan televisi.
Advertisement
2. Remaja di Jamaika Tewas Saat Nonton Piala Dunia
Seorang remaja di Dalling Street, Westmoreland, Jamaika dilaporkan tewas dibunuh ketika sedang duduk di rumahnya sambil menonton pertandingan sepak bola Piala Dunia 2018 antara Jepang dan Senegal.
Marlon Beckford (18) atau dikenal sebagai Puggie, dilaporkan menonton pertandingan ketika dia disergap oleh dua orang bersenjata yang melepaskan tembakan ke arahnya.
Beckford ditembak beberapa kali di kepalanya dan pelaku melarikan diri usai menjalani aksinya.
Belum diketahui secara pasti siapa pembunuh remaja tersebut dan apa motifnya. Namun, pihaknya menduga jika pelaku adalah kelompok gengster yang berkeliaran di wilayah itu.
Â
3. Gol Bunuh Diri Berujung Pembunuhan
Pada 2 Juli 1994 adalah hari yang tak bisa dilupakan oleh banyak orang. Saat itu, Kolombia kehilangan pemain berbakatnya, Andres Escobar, dengan tragis.
Escobar adalah bek berbakat yang pernah dimiliki Kolombia. Namun, blunder yang dilakukan saat melawan Amerika Serikat di fase grup harus dibayar mahal.
Saat itu, Escobar salah menyapu bola yang mengarah ke gawangnya. Alih-alih bola dibuang menjauhi gawang, namun bola justru meluncur dengan deras ke 'kandang' sendiri.
Akibat gol bunuh diri itu, Kolombia harus menelan kekalahan dari Amerika Serikat dengan skor 1-2. Kekalahan itu pun membuat Kolombia harus menyudahi turnamen sebagai juru kunci.
Enam hari setelah gol bunuh diri itu, atau pada 2 Juli 1994, Escobar menjadi korban penembakan. Saat itu, dia sedang mengunjungi Bar Padua Disco di Madellin, Kolombia.
Selama berada di bar, Escobar yang datang bersama teman-temannya selalu dicemooh oleh pengunjung lain. Tak mau urusan berkepanjangan, Escobar memutuskan untuk keluar dari bar. Namun, saat di luar ia justru diberondong tembakan.
Enam peluru bersarang di punggungnya. Tak hanya itu, pelaku meninggalkan Escobar tergeletak di pelataran parkir. Nyawanya tak tertolong meski sudah dilarikan ke rumah sakit.
Advertisement