Sukses

Piala Dunia 2018: Menanti Kokok Ayam Jantan

Timnas Prancis melaju ke final Piala Dunia 2018, usai mengalahkan Timnas Belgia.

Liputan6.com, Jakarta Piala Dunia 1998 menjadi era kebangkitan sepak bola Prancis. Tidak hanya sukses sebagai tuan rumah, saat itu Les Bleus juga untuk kali pertama sukses menjadi juara dunia. 

Di depan publik sendiri, Ayam Jantan tampil memukau sejak babak penyisihan grup. Menyapu bersih seluruh laga di grup C, laju Timnas Prancis tidak terbendung di fase knock out. Paraguay, Italia, dan Kroasia jadi tumbal perjalanan Les Bleus menuju babak final.

Pada laga terakhir, Prancis berhadapan dengan timnas Brasil. Zinedine Zidane tampil luar biasa dalam duel yang berlangsung di Stade de France tersebut. Dua gol berhasil dilesakkannya ke gawang Tim Samba. Sementara satu gol lagi ditorehkan Emmanuel Petit. 

Tim Prancis menang 3-0 dan berhak mengangkat trofi juara dunia untuk kali pertama. 

Setelah 20 tahun, kesempatan mengulangi kisah sukses ini kembali di depan mata setelah Antoine Griezmann dan kawan-kawan berhasil melaju ke babak final Piala Dunia 2018. Les Bleus sukses ke final usai menyingkirkan timnas Belgia 1-0, Rabu dini hari WIB (11/7/2018). 

Seperti 1998, perjalanan Timnas Prancis tahun ini juga terbilang mulus. Sempat bermain imbang sekali di babak penyisihan grup, Les Bleus tampil meyakinkan di fase knock out.  

Timnas Argentina menjadi tumbal pertama Prancis di sistem gugur tersebut. Pada babak 16 besar, Les Bleus membungkam Alcibeleste dengan skor 4-3. Selanjutnya, Timnas Prancis, memulangkan Uruguay kemenangan 2-0 sebelum akhirnya bertemu Timnas Belgia. 

"Ini indah dan bagus, tapi masih ada satu langkah lagi. Saya merasa senang, tapi ini tidak seperti Piala Eropa. Kami punya kesempatan menjuarai final Piala Eropa, tapi kami melewatkan hal indah tersebut," kata Pogba, dikutip dari L’Equipe.

 

 

"Pemain Prancis tidak boleh membiarkan yang ini lewat. Anda harus fokus ke final. Kami ada di sana (pada 2016), kami nyaris menjadi juara, tapi malah gagal," ujarnya melanjutkan.

Piala Eropa 2016 memang memberikan kenangan buruk bagi Timnas Prancis. Tampil mulus sejak babak penyisihan, Les Bleus kalah 0-1 dari timnas Portugal di babak final. Gol tunggal Eder di babak perpanjangan waktu, mengubur mimpi Prancis menguasai Eropa. 

"Partai final (Piala Dunia 2018) harus dimenangi karena kami belum melakukannya saat kami kalah dua tahun lalu," ujar Pelatih Timnas Prancis, Didier Deschamps.

2 dari 3 halaman

Lebih Efektif

Bertanding di Saint Petersburg Stadium, Timnas Prancis sebenarnya kalah dalam penguasaan bola, 36 persen berbanding 64 persen. Namun, dari statistik terlihat bila serangan-serangan Les Bleus jauh lebih efektif ketimbang Belgia. Ini terlihat dari jumlah tembakan yang dilepaskan Prancis (19) unggul jauh dari lawannya, timnas Belgia (9).  

Dari seluruh tembakan yang dilepaskan Les Bleus, lima mengarah ke gawang Belgia. Sementara Belgia tercatat hanya melepaskan tiga tembakan mengarah ke sasaran.

Prancis sebenarnya bisa saja unggul lebih dari 1-0 bila Olivier Giroud dan Coretin Tolisso tidak membuang peluang di depan gawang. Sepanjang laga, Giroud setidaknya menyia-nyiakan tiga peluang emas. Sedangkan Tolisso yang masuk di babak kedua menggantikan Blaise Matuidi juga gagal menyempurnakan peluang yang tercita di masa injury time.  

Timnas Belgia juga sebenarnya tampil tidak terlalu buruk. Pergerakan Eden Hazard dan Kevin De Bruyne beberapa kali mengancam gawang Prancis yang dikawal oleh Hugo Lloris. 

Setelah imbang tanpa gol di babak pertama, gawang Belgia akhirnya jebol pada menit ke-51. Tandukan Samuel Umtiti memanfaatkan umpan sepak pojok Antoine Griezmann gagal dibendung Thibaut Courtois yang sebenarnya tampil memukau sepanjang pertandingan. 

"Pertandingan sangat ketat dan ditentukan lewat detail kecil. Sangat sedih bagi kami kalah lewat gol yang berasal dari tendangan penjuru," ujar pelatih Belgia, Roberto Martinez.

"Sikap para pemain luar biasa dan itu yang perlu kami ingat. Mereka tampil mati-matian hingga detik terakhir," beber Martinez.

 

 

3 dari 3 halaman

Trofi Bukan Parfum

Kemenangan ini mengantar Prancis ke babak final yang akan berlangsung di Luzhniki Stadium, Minggu (15/7/2018). Pada partai puncak nanti, Les Bleus akan berhadapan dengan pemenang pertandingan semifinal lainnya antara Timnas Inggris melawan Timnas Kroasia. 

Ini merupakan kali kedua Prancis melaju ke final setelah Piala Dunia 2006 lalu. Saat itu, Prancis yang juga diunggulkan akhirnya gagal mengangkat trofi. Diwarnai insiden kartu merah yang menimpa Zinedine Zidane usai menanduk Marco Materazzi, Prancis kalah adu penalti 3-5 dari Italia. Sebelumnya, kedua tim bermain imbang 1-1 sepanjang 120 menit. 

"Kami tidak bisa mencium aroma trofi, hanya parfum," kata Antoine Griezmann "Kami harus tetap membumi. Final pasti akan sangat sulit," ujar pemain Atletico Madrid tersebut. 

Griezmann tentu tidak asal bicara. Sebab, motor serangan Les Bleus ini sudah berulang kali mengalami kegagalan di final, baik saat bersama klubnya Atletico Madrid maupun timnas. Griezmann bahkan ikut ambil saat Timnas Prancis kalah di final Piala Eropa 2016 lalu. 

"Sayang paling sering menderita ketimbang rekan-rekan saya. Saat ini kami sangat senang, tapi tidak terlalu berlebihan. Kami harus istirahat, final tinggal lima hari lagi," bebernya. 

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

Â