Liputan6.com, Moskow - Presiden Kroasia, Kolinda Grabar-Kitarovic tetap bangga dengan Luka Modric dan kawan-kawan, meski gagal di partai puncak Piala Dunia 2018. Berhasil melaju ke babak final saja menurutnya sudah membawa Kroasia ke puncak dunia.Â
Kroasia kalah 2-4 dari Prancis di Stadion Luzhniki, Moskow, Minggu (15/7/2018) pada final Piala Dunia 2018. Empat gol Prancis dicetak oleh Mario Mandzukic (gol bunuh diri), Antoine Griezmann, Paul Pogba, dan Kylian Mbappe. Sedangkan dua gol balasan Kroasia dicetak Ivan Rakitic dan Mario Mandzukic.
Advertisement
Baca Juga
Kekalahan tersebut membuat Kroasia gagal memenangkan Piala Dunia untuk pertama kalinya sejak tampil pada 1998. Menjadi runner up di Piala Dunia 2018 menjadi prestasi terbaik mereka di event ini.
"Tidak masalah jika kita memenangkan emas atau perak. Sebab, kami berada di puncak dunia dan saya sangat bangga dengan negara saya," kata Kolinda, ujar dikutip dari rt.com.
Dalam final Piala Dunia 2018, Kroasia mendominasi permainan dengan menguasai ball possession hingga 66 persen. Kroasia melepaskan 13 sepakan, empat di antaranya mengancam gawang Prancis.
Curi Perhatian
Kolinda mencuri perhatian sepanjang Piala Dunia 2018 di Rusia. Dari babak fase grup hingga laga pamungkas, Kolinda tidak pernah melewatkan satu pun pertandingan yang dimainkan Kroasia.
Selalu mengenakan jersey Kroasia di setiap pertandingan, suami Jakov Kitarovic itu tak mau duduk di tribun VIP saat memberikan dukungan untuk Luka Modric dan kawan-kawan. Kolinda memilih membaur dengan rakyaknya di tribun penonton.
Bahkan, di partai final, meski negaranya kalah dari Prancis, ibu dua anak itu memberikan pelukan hangat untuk pemain Prancis dan Kroasia. Dia juga tak mengenakan payung, meski hujan lebat untuk memberikan medali kepada para pemain.
Â
Advertisement
Presiden Pintar
Kolinda merupakan presiden wanita yang pandai. Dia mengeyam pendidikan di Zagreb, Wina, Washington DC, dan Harvard. Dia juga menyelesaikan pendidikan terakhirnya di bidang Doktor di Kroasia.
Dia juga bisa berbicara dengan banyak bahasa. Dia menguasai bahasa Kroasia, Inggris, Spanyol, dan Portugis. Kolinda juga mengerti bahasa Jerman, Prancis, dan Italia.
Dia menjadi presiden keempat Kroasia pada Februari 2015, sekaligus perempuan pertama yang menjadi presiden Kroasia. Sebelum menjadi orang nomor satu di negaranya, dia telah memegang beberapa posisi sejak bergabung dengan Uni Demokrat Kroasia (HDZ) pada 1993. Dia memulai kariernya di HDZ sebagai penasihat untuk Kementerian Luar Negeri.