Yogyakarta - Gelak tawa terdengar dari lobi sebuah hotel di Yogyakarta, Selasa (17/7/2018) petang. Dua sahabat yang sudah hampir tiga tahun tak bersua akhirnya bisa kembali bertukar cerita. Saling sapa, menanyakan kabar, kemudian berlanjut dengan bertukar canda khas Papua dan Ambon.
Dua sosok sahabat tersebut adalah mantan petinju Nico Thomas, dan mantan taekwondoin andalan Indonesia, Abdul Rojak. Mereka kembali dipertemukan dalam rangkaian acara pawai obor (torch relay) Asian Games 2018 di Yogyakarta, Selasa-Kamis (17/7/2018).
Advertisement
Baca Juga
- Billy Keraf Bertekad Bantu Borneo FC ke Papan Atas Liga 1 2018
- Gol Injury Time Marlon Silva Bawa Borneo FC Tekuk Barito
- Wildansyah dan Billy Keraf Sudah Meninggalkan Persib
Suasana makin hangat pada keesokan harinya, ketika seluruh legenda yang dilibatkan dalam acara tersebut lengkap berkumpul. Selain Nico Thomas dan Abdul Rojak, kegiatan itu juga menggandeng Ellyas Pical (tinju), Tati Sumirah (bulutangkis), Sutiyono (balap sepeda), Pascal Wilmar (voli), dan Alexander Pulalo (pesepak bola). Enam legenda tinggal di Jakarta dan kawasan sekitarnya, hanya Sutiyono yang terbang jauh dari Medan.
Suasana terasa sangat meriah ketika para legenda itu bersiap mengikuti peluncuran kampanye "Kemenangan Itu Dekat" yang digagas Grab untuk menyambut Asian Games 2018. Mereka tak henti bercanda dan berfoto bersama. Tujuh legenda itu seperti melakukan reuni kecil-kecilan yang manis di Yogyakarta.
"Senang sekali bisa ketemu dengan rekan-rekan ini. Sudah lama tidak bertemu. Kalau Om Ellyas Pical, memang baru tiga bulan lalu bertemu. Kalau yang lama tidak bertemu ya Nico, sekitar tiga tahun. Dulu terakhir bertemu, dia kasih nomor telepon, seminggu ditelepon lagi sudah tidak aktif nomornya," kata Abdul Rojak, sembari tertawa.
Peraih medali perak Asian Games 2018 1986 tersebut mengaku cukup akrab dengan Nico karena sama-sama pernah tergabung di Ikatan Atlet Nasional Indonesia (IANI) yang dibentuk Kemenpora pada era 2007-an. Selain Nico, Abdul Rojak juga kerap bertemu Tati Sumirah yang juga tergabung di IANI.
Menurut pria asal Papua tersebut, obrolan dengan sesama atlet legenda tersebut didominasi tentang cerita kenangan masa lalu. Dia berharap pada masa-masa mendatang bisa dipertemukan lagi dengan kolega-koleganya tersebut sembari memberikan semangat terhadap atlet-atlet muda.
Sumber: Bola.com
Berjuang Bersama
Nico Thomas juga senang bisa bertemu dalam reuni kecil-kecilan di Yogya tersebut. Juara dunia kelas terbang mini versi IBF tahun 1989 tersebut mengaku di antara legenda yang hadir, dia paling akrab dengan Abdul Rojak.
"Kalau sama Rojak kami saling melemparkan candaan ala orang Papua dan Ambon. Rojak kan orang Papua, saya Ambon," kata Nico.
"Yang jelas saya senang sekali, apalagi jika mengingat beberapa tahun lalu kami pernah berjuang bersama-sama demi Indonesia," imbuh Nico.
Sutiyono tak kalah gembira. Apalagi, dia kini bertempat tinggal di Medan, sehingga jarang bertemu mantan atlet-atlet lain. Peraih medali emas pada SEA Games 1979 di Malaysia untuk nomor "Team Time Trial" jarak 100 kilometer itu hanya berharap rekan-rekannya sesama legenda dalam kondisi sehat-sehat saja.
"Tadi cerita-cerita biasa, tanya bagaimana kabar di kampung sini, sana, dan sebagainya. Lebih banyak ketawa-ketawa. Senang ada waktu begini, soalnya memang jarang sekali bisa bertemu dengan mereka," ujar Sutiyono.
Sebanyak tujuh legenda olahraga Indonesia itu akan dilibatkan dalam pawai obor Asian Games 2018 di 10 kota besar Tanah Air. Pawai obor dimulai di Yogyakarta, pada Kamis (19/7/2018).
Advertisement