Jakarta - Legenda bulutangkis Indonesia, Tati Sumirah, bingung dengan prestasi tunggal putri yang mengalami penurunan. Padahal, menurutnya kualitas atlet tunggal putri Indonesia mampu bersaing dengan lawan, termasuk di kancah Asian Games 2018.
Indonesia sempat memiliki atlet-atlet tunggal putri yang mampu mempersembahkan kesuksesan di kancah internasional. Sebut saja Minarni Soedaryanto, Verawaty Wiharjo, Ivanna Lie, Susy Susanti, hingga Mia Audina.
Advertisement
Baca Juga
Dari kelima nama tersebut, Susy Susanti yang prestasinya paling mentereng. Susy mempersembahkan medali emas Olimpiade 1992, All England sebanyak empat kali, dan juga satu gelar Kejuaraan Dunia Bulutangkis 1989.
Sejak Susy, praktis tak ada lagi atlet tunggal putri yang mampu meraih kesuksesan sebanyak itu. Prestasi prestisius Mia Audina mentok di medali perak Olimpiade 1996.
"Nah, itu juga yang saya bingung. Kenapa makin ke sini tunggal putri prestasinya makin seret," kata Tati Sumirah kepada Bola.com di kediamannya di Jakarta, Selasa (24/7/2018).
"Sebenarnya tunggal putri sudah lumayan bisa bersaing. Tidak ada yang salah, pola latihan dan permainanya saya rasa sudah bagus dan tepat. Cuma sepertinya ya lawannya yang semakin jago. Ya, mungkin tunggal putri belum beruntung saja," ujar Tati Sumirah juga mantan pebulutangkis tunggal itu.
Nama baik tunggal putri Indonesia kini dibebankan pada Fitriani dan Gregoria Mariska Tunjung. Pembuktian yang pertama mungkin bisa dilakukan di Asian Games 2018.