Jakarta - Bulutangkis menjadi salah satu cabang olahraga yang diharapkan bisa menjadi ladang medali bagi Indonesia di Asian Games 2018. Salah satu nomor yang diharapkan bisa menyumbang medali adalah tunggal putra, meski diprediksi sulit untuk mengejar emas.
Nomor tunggal putra beberapa kali menjadi penyumbang medali emas di Asian Games. Tercatat sudah enam medali emas dihasilkan dari nomor tersebut melalui Tan Joe Hok (1962), Ang Tjin Siang (1966), Liem Swie King (1978), dan Taufik Hidayat (2002, 2006). Namun, sejak 2006, sektor ini tak lagi menyumbang medali emas, alias sudah 12 tahun terakhir.
Baca Juga
Erick Thohir Beruntung Pemain Diaspora Yakin pada Proyek untuk Lolos ke Piala Dunia dan Olimpiade
3 Calon Pelatih Asal Belanda yang Bisa Gantikan Pep Guardiola di Manchester City, Siapa Saja Mereka?
Wawancara Reuters kepada Erick Thohir: Timnas Indonesia perlu berada di 9 besar Asia untuk Lolos ke Piala Dunia 2026
Pada edisi 2014, medali emas Asian Games diraih pebulutangki China, Lin Dan, perak milik Chen Long (China), dan perunggu masing-masing untuk Wei Nan (Hong Kong) dan Lee Chong Wei (Malaysia).
Advertisement
Peta persaingan Asian Games 2018 diprediksi semakin ketat. Kekuatan tunggal putra saat ini cenderung lebih merata dengan hadirnya nama-nama seperti Shi Yuqi (China), Son Wan-ho (Korea Selatan), Kidambi Srikant (India), Prannoy Kumar (India) hingga Kento Momota (Jepang).
Saingan berkurang dengan mundurnya bintang Malaysia, Lee Chong Wei, karena alasan kesehatan.
Jika parameternya prestasi pada beberapa turnamen elite 2018, saingan terberat Indonesia bakal mengerucut ke dua nama yakni Shi Yuqi dan Kento Momota. Shi Yuqi tahun ini sukses menjuarai India Terbuka dan All England, sedangkan Kento Momota berhasil menjuarai Indonesia Open 2018.
Ancaman dari dua pemain tersebut tentu saja menjadi peringatan buat Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting yang mewakili tunggal putra di Asian Games 2018. Kedua pemain tersebut bukan lawan yang asing buat Jonatan dan Anthony.
Kematangan Mental
Jonatan sudah enam kali bertemu Shi Yuqi. Atlet yang akrab disapa Jojo itu meraih tiga kemenangan dan Shi Yuqi meraih tiga kemenangan. Adapun dengan Momota, Jojo baru bertemu sekali dan kalah.
Momota lebih sering menghadapi Anthony, yaitu empat kali. Pebulutangkis ranking enam dunia itu meraih tiga kemenangan dan Anthony sekali menang. Sementara itu, Anthony punya rapor yang buruk kalau bermain melawan Shi Yuqi karena belum pernah menang dalam dua pertemuan terakhir.
Sekretaris Jenderal PBSI, Achmad Budiharto, mengatakan kalau mental masih menjadi masalah utama di tunggal putra bulutangkis Indonesia. Achmad Budiharto berharap permasalahan tersebut dapat segera diperbaiki agar Indonesia bisa meraih prestasi pada Asian Games 2018.
"Menurut saya kematangan mental bermain masih kurang. Dari segi teknik dan fisik mereka tidak kalah. Namun, mental strategi bermain masih dibenahi. Mereka harus bisa pintar membaca permainan agar menorehkan yang terbaik di Asian Games nanti," kata Achmad Budiharto beberapa waktu lalu.
Para atlet Indonesia sebenarnya diuntungkan karena bermain di kandang sendiri tentu saja menjadi tambahan motivasi. Jadi, Asian Games 2018 ini diharapkan bisa menjadi titik awal kebangkitan dari nomor tunggal putra Indonesia.
Advertisement