Liputan6.com, Jakarta Sukses memenangkan Pilkada Sumatera Utara (Sumut) 2018-2023 secara otomatis membuat fokus Edy Rahmayadi terpecah belah. Pasalnya, ia juga masih menjabat sebagai Ketua Umum PSSI hingga 2020.
Desakan agar Edy segera melepaskan jabatan sebagai Ketum PSSI memang sudah bermunculan sejak lama. Bahkan, sempat ada petisi yang ditandangi hampir 50 ribu orang agar Edy memutuskan mundur.
Advertisement
Baca Juga
Sebagian merasa bahwa terpilihnya Edy sebagai Gubernur Sumut akan membuat sepak bola Indonesia terkontamintasi sisi politik. Hal itu yang ingin dihindari banyak pihak agar tak ada konflik kepentingan dalam sepak bola Indonesia.
"Saya terpanggil dan siap ikut berkintribusi nyata dalam upaya menata lebih baik pengelolaan sepakbola di Tanah Air. Tentu jalan paling efektif adalah jika saya eksis di struktur kerja PSSI. Maka, jika memang kesempatan itu datang & saya mendapat dukungan, saya siap memimpin PSSI," ujar Penjabat Gubernur Jawa Barat, Mochamad Iriawan di Jakarta.
"Ini juga agar Bapak Eddy Rachmayadi bisa lebih fokus memajukan wilayah Sumatera Utara dalam kapasitasnya sebagai gubernur terpilih," papar Iriawan.
Â
Tetap Keukeuh
Iriawan juga menyoroti berbagai masalah yang tengah dihadapi sepak bola Indonesia saat ini. Yang sejak dulu belum terselesaikan adalah masalah infrastruktur. Dan hal itu kerap terjadi di semua jenjang kompetisi.
Tak lupa juga mengenai kualitas dan integritas wasit di Indonesia. Hingga kini, kritik terhadap kinerja wasit tak kunjung hilang bermunculan. Mengenai hal itu, PSSI pun sampai mengambil tindakan untuk merombak Komite Disiplin dan Komite Wasit.
Meski banyak pihak yang mendesaknya mundur, Edy yang baru saja kembali aktif pasca cuti dari status sebagai Ketum PSSI menegaskan komitmennya untuk terus menjalankan tugasnya. Ia yakin terpilihnya ia sebagai Gubernur Sumut tak akan mengganggu fokusnya dalam pekerjaan di PSSI.
"Setelah kembali dari cuti, yang saya rasakan adalah ternyata banyak yang ingin menjadi Ketua Umum PSSI. Namun, amanah masyarakat tetap saya genggam. Ini adalah amanah dari pemilik suara, saya tetap berusaha sekuat tenaga untuk memberikan yang terbaik. Lagi pula alasan saya cuti waktu itu adalah karena saya tidak ingin difitnah membawa PSSI dan sepak bola Indonesia ke ranah politik, saya tidak mau seperti itu," mantan Pangkostrad itu menegaskan.
Advertisement