Sukses

Demi AS Roma, Pastore Ganti Posisi

Sepanjang kariernya, Pastore lebih sering dipasang sebagai gelandang serang. Namun di AS Roma dia akan main di posisi yang sedikit berbeda.

Liputan6.com, Roma - Javier Pastore telah merapat ke AS Roma. Setelah tujuh musim memperkuat PSG, gelandang 29 tahun Argentina itu kembali ke Serie A.

Sepanjang kariernya, Pastore lebih sering dipasang sebagai gelandang serang. Namun di AS Roma dia akan main di posisi yang sedikit berbeda.

Oleh pelatih Eusebio Di Francesco, Pastore akan diberi peran di mana dia juga harus membantu bertahan. Demi AS Roma, Pastore rela melakukannya.

"Roma bermain dengan 4-3-3. Ketika gabung Roma, saya bicara dengan Di Francesco dan keinginannya sangat jelas," kata Pastore, seperti dikutip Football Italia.

"Dia bilang kalau dia akan main dengan 4-3-3 dan, jika saya menerima tawarannya, saya akan dipasang dalam skema tiga gelandang dan juga membantu pertahanan."

"Saya setuju, saya yakin saya bisa melakukannya. Saya kadang melakukannya di Paris."

Pastore bukanlah sosok yang asing dengan persepakbolaan Italia, khususnya Serie A.

Pastore pernah memperkuat Palermo periode 2009-2011. Dua musim bersama Palermo, mantan pemain Talleres dan Huracan itu mengukir 16 gol dan 16 assist dalam 82 penampilan di semua ajang.

Pada Agustus 2011, Pastore hijrah ke PSG dengan nilai transfer mencapai 42 juta euro. Setelah tujuh musim dan 45 gol serta 62 assist dalam 269 penampilan, dia kembali ke Italia.

Roma merekrut Pastore dengan biaya transfer sekitar 24,7 juta euro dan mengontraknya sampai 2023.

 

2 dari 2 halaman

Terkesan Comeback Hebat Roma

Musim lalu, Roma menampilkan sebuah aksi comeback hebat di perempat final Liga Champions untuk menyingkirkan Barcelona. Roma menang 3-0 di Olimpico untuk membalikkan defisit 1-4 dari leg pertama.

"Saya menontonnya dari rumah di Paris. Sangat menyenangkan bisa melihat tim seperti Roma berjuang sedemikian rupa dan meraih hasil tersebut," papar Pastore.

"Siapapun yang melawan Barcelona tahu kalau mereka harus fokus 100 persen dan bisa kebobolan kapan saja."

"Pertandingan itu sudah menjadi bagian sejarah dari Liga Champions."

Sumber: bola.net