Jakarta - Di satu sudut di Kompleks GOR Jati, Kudus, venue final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018, pada Jumat siang (7/9/2018), tampak seorang bocah bersama pria muda, duduk dan rebahan santai di bawah pohon rindang sambil menyantap makanan.
Di depan serta samping mereka, tergeletak barang bawaan yang dibiarkan tak beraturan. Terlihat dua pasang sepatu serta sebuah kaus bertuliskan Djarum sengaja dijemur di bawah terik mentari.
Baca Juga
Erick Thohir Beruntung Pemain Diaspora Yakin pada Proyek untuk Lolos ke Piala Dunia dan Olimpiade
3 Calon Pelatih Asal Belanda yang Bisa Gantikan Pep Guardiola di Manchester City, Siapa Saja Mereka?
Wawancara Reuters kepada Erick Thohir: Timnas Indonesia perlu berada di 9 besar Asia untuk Lolos ke Piala Dunia 2026
Bocah itu adalah Ravi Aditya Putra Setyawan. Usianya 10 tahun, asal Kediri, Jawa Timur. Dia tak sendiri karena ditemani pelatih sekaligus seniornya, Alvin Rizki Putra Pangestu, yang berusia 18 tahun.
Advertisement
Tak lama kemudian, datang Faiz Suta Digdaya (11 tahun). Dia teman Ravi, sama-sama asal Kediri dan berlatih bulutangkis bersama di Hi-Qua Wijaya Kediri.
Namun, untuk Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018, nasib Ravi lebih baik ketimbang Faiz. Ravi datang untuk mengikuti final Audisi Djarum karena ia sudah memegang Super Tiket Tambahan dari hasil Audisi Umum di Purwokerto, Juli lalu.
Sedangkan Faiz, ia datang untuk mengikuti Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 seri terakhir yang digelar di Kudus, 4-6 September 2018. Hanya, pebulutangkis berusia 11 tahun itu gagal di fase screening.
Alhasil, ia mengalihkan perhatian untuk mendukung Ravi yang akan berjuang demi bisa mendapat beasiswa berlatih di PB Djarum.
Keduanya didampingi Alvin selama berada di Kudus karena kesibukan orangtua masing-masing sehingga tak bisa mendampingi langsung perjuangan mereka.
"Kami sudah di Kudus sejak Senin (3/9/2018). Kami menginap di indekos dekat GOR. Semua sudah dibiayai orangtua masing-masing, saya hanya mendampingi dan membantu menyiapkan kebutuhan mereka," kata Alvin.
Ravi dan Faiz mengidolakan atlet yang sama; Kevin Sanjaya. Mereka ingin jadi penerus peraih emas Asian Games 2018 dari nomor ganda putra itu dan ingin jadi juara dunia.
Itulah mengapa, keduanya rela berpergian jauh dari Kediri ke kota lain, semisal Purwokerto dan Kudus, untuk merintis langkah awal mewujudkan cita-cita itu.
Coba Lagi
Alasan itu pula yang membuat mereka gigih mencoba peruntungan dengan mengikuti Audisi Umum Djarum. Tahun ini bukan tahun perdana Ravi dan Faiz mengikuti audisi. Tahun lalu mereka sudah mengikuti seleksi di beberapa kota.
"Tapi, waktu itu belum ada yang berhasil. Baru kali saya bisa menembus final audisi," kata Ravi.
Selama mengikuti audisi, mereka menjalani dengan sederhana. Seperti yang diperlihatkan di Kudus. Faiz dan Ravi menikmati makan siang yang dibeli dari penjual yang berada di booth di Kompleks GOR Jati. Harga satu porsi cukup Rp13 ribu saja.
"Ini sambil menunggu pertandingan berikutnya. Kami istirahat di sini, sambil makan dan menjemur pakaian," timpal Alvin.
Alvin mengungkap setiap peserta final Audisi Umum asal Pulau Jawan mendapat uang saku sebesar Rp1 juta dan Rp2 juta untuk peserta dari luar Jawa. Selain itu, peserta juga mendapatkan perlengkapan seperti kaus, raket, hingga botol air minum.
Ravi, dengan dukungan Alvin dan Faiz, masih harus berjuang di final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018. Hari pertama sudah terlewati, masih ada dua hari (tiga pertandingan) lagi yang harus dilalui demi bisa lolos ke Tahap Karantina.
Dari tahap itu, keinginan Ravi untuk jadi anak didik di PB Djarum dan meniti jejak seperti sang idola, Kevin Sanjaya, tinggal selangkah lagi.
Namun, andaikan kali ini gagal, ia berujar tak akan patah semangat. "Tahun depan saya akan coba lagi. Di kota pertama Audisi Djarum digelar, saya akan langsung ikut," kata Ravi.
Sumber: Bola.com
Advertisement