Liputan6.com, Jakarta - Jorge Lorenzo memang butuh 24 balapan untuk meraih kemenangan perdana bersama Ducati di MotoGP. Meski demikian, pembalap asal Spanyol itu tetap sosok yang berkontribusi besar dalam kebangkitan Ducati.
Momen kebangkitan Ducati terjadi pada MotoGP 2017. Itu adalah musim perdana di mana Lorenzo baru tiba dari Yamaha. Namun, bukan Lorenzo yang jadi aktor utama di balik kebangkitan Ducati. Andrea Dovizioso yang jauh lebih disorot.
Advertisement
Baca Juga
Itu karena Dovi mampu jadi pesaing Marc Marquez dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2017. Meski pada akhirnya hanya jadi runner-up, Dovi tetap menuai pujian berkat kesuksesannya merangkai enam kemenangan dari delapan kali naik podium.
Di MotoGP 2018, justru Lorenzo yang gantian menunjukkan tajinya. Tercatat, sudah empat podium, tiga di antaranya adalah kemenangan, yang mampu diamankan pembalap asal Spanyol itu. Sayangnya, MotoGP 2018 justru jadi musim terakhir Lorenzo bersama Ducati.
"Motor Ducati sekarang sangat baik. Saya membantu mereka dalam pengembangan. Kami telah memperbaiki beberapa kelemahan bersama-sama. Tapi dengan pengetahuan saya, saya juga akan membantu pabrikan motor saya tahun depan," ujar Lorenzo, dikutip Speedweek.
Â
Utamakan Otak
Pada MotoGP San Marino di Sirkuit Marco Simoncelli, Minggu (9/9/2018), Lorenzo juga memiliki kesempatan untuk meneruskan catatan impresifnya. Sayang, ia tertimpa sial hingga membuatnya sempat terjatuh.
Kini, ia hanya akan memberikan yang terbaik untuk Ducati. Selanjutnya, ia akan berjuang untuk menampilkan performa menawan saat menunggangi motor Honda tahun depan. Ia pun mengaku yakin dirinya bisa melaju cepat bersama Honda.
"Terpenting adalah di sini," kata Lorenzo sambil mengetuk dahinya. "Otak dan kepala sangat penting dalam balapan. Dan otak saya bekerja sangat baik saat ini. Saya pikir kepala saya juga akan bekerja dengan baik di tahun-tahun mendatang."
Â
Advertisement
Statistik Lorenzo di Setiap Musim MotoGP
2008: 17 balapan, 1 menang, 6 podium, 4 pole, 1 fastest lap, 190 poin
2009: 17 balapan, 4 menang, 12 podium, 5 pole, 4 fastest lap, 261 poin
2010: 18 balapan, 9 menang, 16 podium, 7 pole, 4 fastest lap, 383 poin
2011: 15 balapan, 3 menang, 10 podium, 2 pole, 2 fastest lap, 260 poin
2012: 18 balapan, 6 menang, 16 podium, 7 pole, 5 fastest lap, 350 poin
2013: 17 balapan, 8 menang, 14 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 330 poin
2014: 18 balapan, 2 menang, 11 podium, 1 pole, 2 fastest lap, 263 poin
2015: 18 balapan, 7 menang, 12 podium, 5 pole, 6 fastest lap, 330 poin
2016: 18 balapan, 4 menang, 10 podium, 4 pole, 2 fastest lap, 233 poin
2017: 18 balapan, 0 menang, 3 podium, 0 pole, 0 fastest lap, 137 poin
2018: 12 balapan, 3 menang, 4 podium, 3 pole, 2 fastest lap, 130 poin