Jakarta - Sepak bola Indonesia sedang berduka menyusul meninggalnya suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla, yang dikeroyok sejumlah oknum bobotoh menjelang pertandingan kontra Persib Bandung, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu (26/9/2018).
Sistem keamanan yang kurang baik menjadi salah satu alasan Haringga kehilangan nyawa. Panitia pelaksana pertandingan dianggap kurang maksimal dalam menyiapkan prosedur pengamanan untuk laga yang tinggi risiko kerusuhan.
Baca Juga
Erick Thohir Beruntung Pemain Diaspora Yakin pada Proyek untuk Lolos ke Piala Dunia dan Olimpiade
3 Calon Pelatih Asal Belanda yang Bisa Gantikan Pep Guardiola di Manchester City, Siapa Saja Mereka?
Wawancara Reuters kepada Erick Thohir: Timnas Indonesia perlu berada di 9 besar Asia untuk Lolos ke Piala Dunia 2026
Padahal, FIFA dengan jelas menjelaskan bagaimana prosedur keselamatan dan keamanan untuk sebuah pertandingan. Induk sepak bola dunia itu menjelaskan pentingnya berbagai pihak untuk saling bersinergi.
Advertisement
FIFA menyebut sekurang-kurangnya harus ada tiga elemen dalam standar prosedur keamanan pertandingan, antara lain kepolisian nasional, penasehat senior keamanan nasional, dan petugas keamanan yang ditempatkan di area dan dalam stadion.
Aturan FIFA mengenai standar pengamanan laga umumnya sudah diimplementasikan di liga-liga Eropa, khususnya Inggris. Negeri Ratu Elizabeth itu terkenal memiliki basis pendukung fanatik yang kerap membuat kerusuhan ketika sebelum hingga sesudah pertandingan.
Akan tetapi, Inggris menerapkan sistem pengamanan yang baik sehingga bisa meminimalisasi dan mencegah bentrokan massa. Dikutip dari The Guardian, setidaknya terdapat beberapa poin prosedur pengamanan pertandingan. Berikut adalah ulasannya.
Â
Izin Kemanan
Setiap pertandingan harus memiliki surat izin atau sertifikat keamanan dan keselamatan, yang disetujui grup penasihan keselamatan lokal, atau sering disebut SAG di Inggris.
SAG terdiri dari perwakilan klub sepak bola, kepolisian lokal, dinas kesehatan, pemadam kebakaran, dan dinas kesehatan. SAG lantas harus bisa menjamin keamanan mengamankan dan mengantisipasi adanya kerusuhan saat pertandingan sepak bola.
Selain itu, ketua SAG, yang biasanya adalah perwakilan dari dewan kota (untuk Indonesia Pemerintah Kota), berhak membatalkan pertandingan jika menganggap ada risiko tinggi mengenai keselamatan.
Â
Advertisement
Skenario Keamanan
Prosedur keamanan di Inggris memiliki sejumlah basis kategori, antara lain kategori A untuk yang minim risiko kerusuhan, B, C, dan C+ yang paling tinggi berpotensi bentrokan.
Untuk kategori A, SAG tidak membutuhkan banyak personel kepolisian. Bahkan, polisi tidak diperlukan untuk memasuki stadion demi mengamankan pertandingan kategori A.
Akan tetapi, prosedur keamanan akan berbeda jika sebuah pertandingan masuk kategori yang tinggi risiko, misalnya C+. Di Inggris, jenis-jenis laga yang masuk kategori C+, antara lain Manchester United vs Manchester City, Liverpool vs Manchester United, hingga Arsenal vs Tottenham Hotspur.
Di Inggris, ada pola acuan yang mengatur prosedur kategori keamanan pertandingan. Nilai-nilai itu akan dipengaruhi oleh jumlah penonton yang akan datang ke stadion, animo, hingga sejarah kedua kesebelasan.
Akan tetapi, SAG terkadang tidak membutuhkan kehadiran polisi dalam beberapa pertandingan tertentu, misalnya ketika sejumlah pendukung diprediksi hanya akan datang ratusan atau ribuan. SAG hanya perlu memiliki steward untuk jenis pertandingan seperti ini.
Â
Â
Jumlah Aparat di Lapangan
Tidak ada jumlah pasti untuk aparat yang dibutuhkan dalam sebuah pertandingan. Jumlah aparat itu ditentukan dalam rapat koordinasi dengan berbagai elemen, termasuk dari kepolisian lokal.
Akan tetapi, arahan ada berpusat di kepala kepolisan lokal. Namun, setiap klub juga memiliki protokol tersendiri untuk jumlah aparat yang juga disesuaikan dengan skenario SAG.
Namun, yang pasti kategori C+ akan memiliki jumlah aparat yang lebih banyak daripada kategori A.
Â
Advertisement
Peran Pihak Keamanan dalam Pertandingan
Pada akhirnya, sistem pengamanan akan berpusat ke klub sepak bola. Petugas keamanan (termasuk stewards) pun menjadi pihak yang melindungi. Namun, mereka akan diatur oleh Kepala polisi dalam laga itu dan bertanggung jawab atas sumber daya pihak keamanan.
Kepala polisi akan duduk berdampingan dengan petugas keamanan di ruang kontrol. Mereka akan bekerja sama untuk memastikan keamanan secara keseluruhan.
Akan tetapi, pihak keamanan memiliki tanggung jawab untuk peristiwa apa pun. Mereka juga memiliki hak untuk menghubungi kepala polisi jika steward tidak bisa mengatasi jika ada peristiwa yang terjadi.
Stewards secara efektif mengawasi di dalam stadion sepak bola. Polisi kemudian yang memberi dukungan. Jika situasi berubah dari mengawasi peristiwa normal menjadi kekacauan, polisi menjadi yang memiliki tugas utama.