Liputan6.com, Jakarta Khabib Nurmagomedov masih menjadi buah bibir dalam beberapa hari terakhir setelah dia berhasil memertahankan sabuk juara kelas ringan usai memenangi UFC 299 dengan mengalahkan Conor McGregor di T-Mobile Arena, Oktagon, Las Vegas, Minggu (7/10) pagi WIB. Di balik kemenangan emosional itu terselip cerita yang kurang mengenakkan ketika ia disebut sebagai otak perkelahian massal di luar arena.
Baca Juga
Pasca menjinakkan si mulut besar McGregor di ronde keempat. Khabib Nurmagomedov, yang masih tersulut emosi tiba-tiba melompat dari jaring Oktagon dan menyerang pelatih jiu-jitsu McGregor, Dillon Danis, dan tim lawan. Alhasil, perkelahian massal membuat heboh. Saat ini UFC dan Komisi Atletik Negara Nevada (NSAC) masih mempelajari sanksi apa yang bakal diterapkan atas keonaran yang dilakukan Khabib Nurmagomedov.
Advertisement
Meski belum ada pengumuman resmi, namun beredar kabar jika petarung asal Rusia terancam denda 250 ribu US Dolar atau sekitar Rp 3,8 miliar. Selain itu, skorsing hingga maksimal 15 bulan dilarang tampil di Amerika Serikat, gelar juaranya dicabut, serta bayaran sebesar hampir 2 juta US Dolar atau sekitar Rp 30 miliar yang ditahan Komisi Atletik Nevada.
Ayah Khabib Nurmagomedov, Abdulmanap pun ikut berkomentar terkait ulah anaknya di Oktagon. Dia berjanji untuk menerapkan hukuman yang lebih keras ketimbang UFC dan NSAC.
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Komentar Ayah
Mula-mula Abdulmanap akan menerapkan tindakan disiplin kepada anaknya yang membuat kericuhan di Oktagon. Hukuman itu diberikan lantaran dia bertindak tanpa memikirkan orang yang berada di sekitarnya saat ia menyerang kubu McGregor.
"Saya akan menjatuhkan hukuman yang lebih keras daripada UFC," tegas Abdulmanap Nurmagomedov dikutip dari Bjpenn, Rabu (10/10/2018).
"Saya telah peringatkan dia (Khabib). Bagiku, disiplin lebih dulu. Anda melakukan apa pun yang Anda inginkan di Oktagon. Tapi di luar itu, ini adalah perbatasan warga sipil, di mana ada anak-anak, perempuan, dan orang asing," pungkas Abdulmanap.
(David Permana)
Advertisement