Liputan6.com, Mallorca - Kecenderungan tim Movistar Yamaha terlalu percaya dengan Valentino Rossi dinilai menghambat perkembangan Maverick Vinales di arena MotoGP. Sebab, penampilan agresifnya di lintasan balap sudah tak lagi terlihat.
Padahal keputusan Vinales pindah ke tim Yamaha dari Suzuki pada 2017 lalu lantaran dia ingin memenangkan gelar juara dunia MotoGP. Harapan sempat muncul ketika dia mampu memenangkan beberapa seri di musim lalu.
Advertisement
Baca Juga
Namun penampilan impresif Vinales tak berlanjut di musim ini. Pasalnya, pembalap Spanyol itu tak kunjung memberikan kemenangan buat tim Yamaha. Hasil minor itu menimbulkan kritikan pedas yang kerap kali mengaburkan konsentrasinya selama balapan.
Jorge Lorenzo pun terpancing untuk mengomentari catatan buruk Vinales. Pembalap yang pernah menunggangi M1 selama sembilan tahun itu mengatakan, tim Yamaha dinilai salah dalam memberikan perhatian.
"Anda tidak dapat mengkritik Maverick atau mengatakan bahwa dia lemah dari sudut pandang psikologis. Kita berbicara tentang seorang pengendara yang memenangkan dua balapan pertama tahun lalu dan memiliki pra-musim yang sangat baik di MotoGP," kata Lorenzo dikutip dari Motorsport, Senin (15/10/2018).
Kondisi Garasi Vinales
Ditambahkan, saat ini ia tidak mengetahui bagaimana kondisi di dalam garasi Vinales. Tetapi berkaca dari pengalaman, X-Fuera percaya bahwa Yamaha selalu mengevaluasi dan memertimbangkan pendapat pengendaranya.
"Setiap dari kita memiliki cara kita sendiri untuk mencapai level terbaiknya. Beberapa dari kita, seperti saya atau Stoner, akan marah ketika ada yang salah, tetapi yang lain lebih damai, seperti Dovizioso," sambung Lorenzo.
Advertisement
Soal Pemecatan Forcada
Sementara itu, Lorenzo tidak bisa mengomentari ketika ada pendapat yang menyatakan bahwa keterpurukan Vinales terjadi setelah dia memecat kepala mekaniknya, Ramon Forcada. Karena, pemilik nomor 99 itu tidak mengetahui penyebab pasti tentang apa yang terjadi di dalam garasi.
"Apa yang bisa saya katakan adalah tidak mudah untuk bekerja dengan Ramon, karena dia memiliki karakter yang kuat, begitu juga ketika menangani saya dan kami sering bentrok. Tapi kami berhasil mengamankan tiga juara dunia bersama. Intinya, Ramon akan bersikap baik ketika kami menang, namun situasinya berubah saat saya kami tidak melakukannya. Tetapi sekali lagi, Maverick akan memiliki alasannya dan semua orang bebas untuk membuat keputusan mereka sendiri," pungkas Lorenzo.
(David Permana)