Sukses

Deretan Tantangan yang Dihadapi Marquez Setelah Jadi Juara Dunia MotoGP 2018

Tantangan untuk Marc Marquez tak berhenti setelah menjuarai MotoGP 2018.

Motegi - Marc Marquez sudah menggenggam tujuh gelar juara dunia.  Namun, tantangan untuk Baby Alien tak berhenti sampai di sini. 

Pada usia 25 tahun, pembalap Repsol Honda tersebut telah meraih berbagai gelar bergengsi. Lima titel juara dunia di kancah MotoGP, serta masing-masing satu titel di kelas 125cc dan Moto2. Banyak orang meyakini, gelarnya bakal terus bertambah. Marquez membuktikan masih dominan dan sangat konsisten. 

 

Tak sembarang pembalap bisa merebut lima gelar juara dunia dalam enam musim bertualang di MotoGP. Hanya satu musim Marquez gagal meraup gelar, tepatnya pada MotoGP 2015. Saat itu, gelar juara dunia jadi milik Jorge Lorenzo, yang kebetulan musim depan bakal jadi rekan setimnya. 

Musim depan, Marquez tak diragukan akan kembali menjadi favorit juara. Kansnya kembali merengkuh mahkota juara dunia juga sangat terbuka. Dia masih tangguh dan motor Honda menunjukkan perkembangan positif, jauh melebihi Yamaha dan bersaing ketat dengan Ducati. 

Duet Honda dan Marquez adalah paket komplet. Sulit melihat paket tersebut terpuruk atau sulit bersaing pada musim depan. 

Namun, tantangan bagi Marc Marquez tentu bukan hanya menambah koleksi gelar juara dunia pada musim depan. Bagi pembalap yang ambisius seperti Marquez, tantangan berat selalu memacu adrenalin. Dia melihat jauh ke depan.

Berikut ini tantangan besar yang menunggu Marc Marquez setelah menjuarai MotoGP 2018, seperti dilansir AS, Senin (23/10/2018). 

 

 

 

2 dari 7 halaman

1. Kejar Rekor Gelar Juara Dunia Terbanyak

Marc Marquez telah mengantongi gelar juara dunia di kancah Grand Prix. Dia sejajar dengan dua legenda MotoGP, John Surtees dan Phil Read. Namun, Marquez masih harus berjuang keras untuk mengejar lima pembalap teratas di daftar tersebut. 

Catatan terdekat yang harus dikejar Marquez adalah koleksi sembilan gelar juara dunia milik Carlo Ubbiali, Mike Hailwood, dan Rossi. Adapun dua pembalap teratas yang ada di daftar itu adalah Angel Nieto (12+1) dan Giacomo Agostini (15). 

Kans Marquez mengejar sembilan gelar sangat terbuka. Dengan usia yang baru 25 tahun, karier Marquez di MotoGP diprediksi masih panjang. 

Namun, tantangan paling sulit jelas mengejar rekor Nieto dan Agostini. Marquez butuh kerja keras, konsistensi, dan dukungan penuh dari tim. 

 

3 dari 7 halaman

2. Jaga Motivasi

Tampil dominan di MotoGP bisa menguntungkan atau malah jadi ujian bagi Marc Marquez. Keuntungannya, kans Marquez menambah pundi-pundi gelarnya sangat terbuka. 

Musim depan Marquez dipastikan masih menjadi favorit juara. Jika para rival tak berbenah, bukan tak mungkin Baby Alien akan kembali jadi juara dunia. 

Namun, dominasi seperti itu juga bisa jadi ujian bagi Marquez. Ujiannya adalah bagaimana menjaga motivasi untuk terus bekerja keras, menjaga konsistensi, dan berusaha tampil kompetitif di setiap balapan. 

Dalam beberapa kesempatan, Marquez mengisyarakan motivasinya masih besar. Dia mengklaim hidup dalam impian yang tak ingin diakhirinya. 

Marquez berjanji selalu berusaha bertarung untuk perebutan gelar. Menurutnya, tekanan bukan masalah besar. Dia malah mengaku termotivasi berkat tekanan-tekanan itu. 

 

4 dari 7 halaman

3. Pulihkan Kondisi

Marc Marquez berencana naik meja operasi pada Desember 2018. Dia ingin memulihkan cedera bahu yang sudah cukup lama menderanya. 

Marquez mengalami dislokasi bahu saat berlatih dengan adiknya, Alex, dan temannya, Jose Luis, di dirt track. Dislokasi bahu itu kembali dirasakannya saat berselebrasi setelah memastikan gelar juara di MotoGP Jepang, Minggu (21/10/2018). 

Marquez telah membuat janji operasi dengan dr Mir. Tantangan yang dihadapinya adalah bagaimana memulihkan kondisinya dengan cepat. 

Dia harus siap pada Januari, ketika pramusim MotoGP 2019 resmi dimulai.  

 

5 dari 7 halaman

4. Bersaing Lawan Lorenzo

Tantangan besar yang akan dihadapi Marc Marquez adalah bersaing melawan Jorge Lorenzo dengan senjata yang sama. Seperti diketahui, Lorenzo bakal menjadi rekan setim Marquez di Repsol Honda. 

Marquez punya kesempatan untuk memveto langkah Honda menggaet Lorenzo. Namun, dia tak melakukannya. Dia punya alasan khusus atas keputusannya itu. 

Pertama, Marquez merasa memiliki pembalap dua pembalap tercepat akan membuat dirinya dan Honda menjadi lebih baik. Alasan kedua, dia akan terpacu tampil lebih baik. 

Marquez tak akan punya alasan apa pun jika kalah bersaing dengan Lorenzo atau sebaliknya, karena mereka kini punya motor yang sama. 

 

6 dari 7 halaman

5. Mengurangi Jatuh

Marc Marquez punya pekerjaan rumah yang harus dicari solusinya pada musim depan, satu di antaranya bagaimana mengurangi insiden terjatuh di lintasan. 

Musim ini (hingga MotoGP Jepang), dia sudah 18 kali terjatuh. Jumlahnya sudah jauh berkurang dibanding pada musim 2017, yaitu 27 kali. 

Namun, angka 18 tetap tinggi untuk satu musim. Menurut AS, Marquez berada di posisi kedua dalam kategori tersebut pada musim ini. 

Beruntung, insiden-insiden tersebut tak membuat Marquez cedera. Dia tetap tampil konsisten dan perkasa, hingga menyegel gelar juara dunia MotoGP 2018.  

 

7 dari 7 halaman

6. Menjajal Pindah Tim

Marc Marquez memenangi semua gelar juara dunia MotoGP bersama Honda. Belum ada tanda-tanda Baby Alien ingin menjajal petualangan bersama tim lain. 

Kans skenario itu terjadi dalam waktu dekat kurang begitu menjanjikan. Saat ini, Marquez sangat nyaman bersama Honda. 

Namun, bukan tak mungkin keinginan itu muncul suatu saat nanti. 

Beberapa pembalap papan atas tercatat sudah pernah memperkuat lebih dari satu tim, satu di antaranya Valentino Rossi. Dia sudah pernah memperkuat Yamaha, Honda, dan Ducati. Begitu juga dengan Lorenzo yang sudah menjajal Yamaha dan Ducati, serta musim depan bergabung ke Honda.Â