Liputan6.com, Jakarta - Pelatih Manchester United (MU) Jose Mourinho mengakui tidak membaca statistik dalam menilai kinerja anak asuhnya. Dia lebih memilih menilai semangat para pemain ketika berusaha meraih kemenangan.
Mourinho bicara setelah MU dikalahkan Manchester City 1-3 pada lanjutan Liga Inggris, Minggu (11/11/2018).
Advertisement
Baca Juga
"Mereka yang tidak mengerti sepak bola selalu melihat statistik. Saya cenderung menganalisa berdasar apa yang saya rasakan," kata Mourinho, dikutip Guardian.
"Kami tumbang bukan karena permainan buruk. Kami ditaklukkan karena banyak melakukan kesalahan," sambungnya.
Meski Mourinho bersikap demikian, jelas terpapar data yang menunjukkan buruknya kinerja MU pada musim ini. Berikut tiga yang paling mengecewakan:
Jumlah Kekalahan
MU menderita kekalahan keempat dalam 12 laga ketika dihajar Manchester City. Paul Pogba dan kawan-kawan sebelumnya menyerah di hadapan Brighton & Hove Albion, Tottenham Hotspur, dan West Ham United.
Terakhir kali MU tumbang empat kali dalam 12 pertandingan awal kompetisi dirasakan pada musim 1990/1991 atau 28 tahun lalu.
Advertisement
Produktivitas Minus
MU begitu sulit merobek gawang musim ini. Romelu Lukaku mengalami penurunan kinerja. Sedangkan Alexis Sanchez terus mengecewakan sejak bergabung dari Arsenal.
Mereka baru mencetak 20 gol dari 12 partai. Dengan kemasukan 21 kali, MU mengalami produktivitas minus.
Membandingkan kinerja dalam kurun waktu sama, The Red Devils baru pertama kali merasakan hal ini dalam 41 tahun terakhir.
Minim Clean Sheet
David de Gea menjadi kiper terbaik Liga Inggris musim lalu karena mengoleksi clean sheet terbanyak. Dia tercatat tidak kebobolan di 18 pertandingan.
Musim ini pertahanan MU jauh lebih rapuh. Mereka baru sekali tidak kemasukan dari 12 laga.
Dibanding tim Liga Inggris lainnya, The Red Devils hanya lebih baik dari penghuni dasar klasemen Fulham (0).
Advertisement