Sukses

Mantan Pelatih Timnas Indonesia U-19 Bicara Kegagalan di Piala AFF 2018

Mantan pelatih timnas Indonesia U-19, Eduard Tjong punya pendapat soal kegagalan timnas Indonesia senior di Piala AFF 2018.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan pelatih timnas Indonesia U-19, Eduard Tjong punya pendapat soal kegagalan timnas Indonesia senior di Piala AFF 2018. Menurut Eduard, ada perubahan gaya bermain Hansamu Yama dan kawan-kawan di tangan Bima sakti.

Eduard menuturkan, timnas Indonesia senior lebih sering memainkan bola pendek saat masih ditangani Luis Milla. Di bawah asuhan Bima, Eduard menilai, permainan itu sedikit berkurang.

"Yang saya tonton ada sedikit perubahan. Waktu sama Milla, rapi dari kaki ke kaki. Bola panjang ada, tetapi jarang. Mungkin Bima punya cara main sendiri," kata Eduard saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (22/11/2018).

Seperti diketahui, timnas Indonesia senior dipastikan tersingkir dari Piala AFF 2018. Meski masih harus meladeni Filipina, Minggu (25/11/2018), Evan Dimas dan kawan-kawan harus angkat koper setelah Filipina bermain imbang dengan Thailand 1-1.

Hasil imbang itu membuat timnas Indonesia mustahil menyalip raihan poin Filipina yang telah dua kali menang. Timnas Indonesia sendiri telah sekali kalah dan sekali menang di Piala AFF 2018.

 

2 dari 3 halaman

Berhak Ubah Strategi

Lebih lanjut, pelatih timnas Indonesia U-19 era 2016 ini menambahkan, sebagai pelatih, Bima memang punya wewenang untuk menerapkan gaya bermain yang sesuai dengan keinginannya.

Namun Eduard menyoroti komposisi tim yang menurutnya tidak cocok bermain bola panjang. Menurut Eduard, hanya Beto Goncalves yang memenuhi kriteria tersebut.

"Kenapa main long, di depan kita punya (pemain, red) kecil-kecil. Paling hanya Beto. Ini yang ada perubahan," kata mantan pelatih Persela Lamongan tersebut.

3 dari 3 halaman

Tolak Salahkan Bima

Kendati demikian, Eduard menolak jika Bima menjadi kambing hitam kegagalan timnas Indonesia. Menurut Eduard, Bima harus tetap mendapat respek karena berani menangani timnas Indonesia.

"Sebagai pelatih, saya respek sama dia. Ini buat pengalaman dia juga. Dia masih muda sebagai pelatih. Jangan kendor. Di Indonesia, ini biasa," kata Eduard mengakhiri.