Sukses

E-Sports Semakin Menggiurkan bagi Para Investor

Para raksasa internet tidak ragu menanamkan modal di industri E-Sports.

Liputan6.com, Jakarta Industri electronic sports (e-Sports) terus menggeliat. Demam adu ketangkasan lewat permainan berbasis internet ini bahkan jadi daya tarik bagi para pelaku usaha dalam melakukan aksi korporasi dan menanamkan modal guna menyambut revenue potensial. 

Tech In Asia, Senin (26/11/2018) menulis, raksasa seperti Amazon, Alibaba, SingTel sampai Bigo, sudah dan berkomitmen terus berinvestasi di pentas e-Sports. Ragam platform sudah mereka gunakan, baik yang bersifat membeli, membangun ataupun sekadar berpartner.

Selain empat raksasa tersebut, masih banyak perusahaan dengan valuasi tinggi merambah ke sektor e-Sports. Bukan tanpa alasan jika mereka memalingkan atensi ke e-Sports.

Pada level realisasi atensi investasi, Amazon membeli Twitch, yang notabene paling banyak dikunjungi bagi mereka yang ingin menyaksikan e-Sports melalui live streaming. Amazon mengeluarkan uang nyaris 1 miliar dolar AS demi membeli Twitch.

Lalu ada Alibaba yang bermain e-Sports dengan membentuk divisi khusus. Begitu juga dengan raksasa operator telekomunikasi asal Singapura, SingTel. Tidak tanggung-tanggung, mereka jadi penyokong utama label One E-Sports, yang 'manggung' mulai Januari 2019.

Terakhir, ada Bigo yang mengarahkan satu di antara layanan live streaming mereka ke e-Sports. Situasi ini membuat industri e-Sports diramal bakal semakin panas, dengan level revenue yang meningkat pesat, terutama dari sisi in-app purchase ataupun sponsorship event.

 

2 dari 2 halaman

Bisnis Menggiurkan

Data dari Newzoo mengungkapkan, prediksi revenue dari industri e-Sports sepanjang 2018 akan menembus angka 906 juta dolar AS atau sekitar Rp14 triliun, tumbuh 38 persen dari tahun sebelumnya. Level audiens e-Sport di Asia menjadi yang terbanyak, yakni setengah dari total dunia, dan Asia Tenggara menjadi yang tertinggi di Benua Kuning.

Newzoo memerkirakan, revenue e-Sports pada 2020 akan menyentuh angka 1,4 miliar dolar AS atau tembus Rp21 triliun. Sebagai perbandingan, NBA mengoleksi 7,38 miliar dolar AS atau sekitar Rp110,7 triliun, dengan catatan mereka sudah memulai industrialisasi lebih dari satu dekade silam.

Satu di antara yang menjadi penyumbang terbesar perkembangan e-Sport adalah keberadaan smartphone. Sematan teknologi pada ponsel pintar membuat siapapun lebih nyaman bermain dan belajar serangkaian game e-Sports.

Sumber: Bola.com/Tech In Asia

Saksikan juga video menarik di bawah ini: