Jakarta Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, angkat bicara mengenai kegagalan Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2018. Edy meminta maaf kepada masyarakat Indonesia, sekaligus menyampaikan pembelaan diri terkait kegagalan itu.Â
"Saya minta maaf ke seluruh bangsa Indonesia. Kami menginginkan yang terbaik, PSSI tak henti-henti melakukan evaluasi. Rakyat Indonesia kecewa, sama. Saya sangat kecewa," ungkap Edy Rahmayadi dalam sesi tanya jawab secara live di stasiun televisi TV One pada Senin (26/11/2018) malam.
Advertisement
Baca Juga
Saat ditanya penyebab Timnas Indonesia gagal, Edy menyampaikan pembelaan diri. Sayang, pertanyaan sang Gubernur Sumatra Utara terkesan membingungkan.
"Jauh-jauh hari ini yang kami khawatirkan. Usia senior di Piala AFF, secara kuantitas sangat kurang. Kalau kuantitas kurang apalagi kualitas. Saat melakukan talent scouting, kami bahkan mengambil langkah naturalisasi pemain. Salah satunya Elza Wallian, yang pada perjalanan tidak terpilih. Di timnas senior didominasi pemain U-23 yang merupakan mantan pemain di Asian Games. Diperkuat Beto (Alberto Goncalves) yang hampir 38 tahun. Jadi memang sangat minim pemain kita," ujar Edy Rahmayadi.
Secara samar-samar Edy menyatakan kalau Timnas Indonesia terpaksa menggunakan pemain belia di Piala AFF 2018 karena keterbatasan SDM pemain senior. Padahal, pilihan memaksimalkan pemain muda merupakan keputusan Bima Sakti. Bukan karena keterbatasan jumlah pemain senior berkualitas, tapi karena pertimbangan masa persiapan yang pendek.
Maksimalkan Darah Muda
Bima Sakti memilih memaksimalkan darah muda yang pernah ia tempa bersama Luis Milla di pentas Asian Games 2018 dan SEA Games 2017.
Saat ditanya soal kepuasan PSSI dengan pelaksanaan kompetisi yang bermuara pada prestasi Timnas Indonesia, Edy kembali melontarkan pernyataan yang agak membingungkan.
"Kami melihat sudah sesuai harapan. Kompetisi cukup berjalan baik. Kompetisi Indonesia nomor 3 terbaik di Asia. Untuk menyaring atlet-atlet terbaik. Kita punya keterbatasan pemain di usia senior. Secara kuantitas tak terpenuhi. Yang mampu lakukan saat berlaga di Piala AFF dengan mayoritas pemain U-23, anggota skuat Asian Games."
Advertisement
Macetnya Pembinaan
Edy Rahmayadi menyebut macetnya pembinaan di kepengurusan PSSI sebelumnya membuat Indonesia kering pemain senior berkualitas.
"Saya bukan mau mengungkit masa lalu, itu akibat pembinaan yang terganggu. Ketua PSSI La Nyalla Mattalitti terganggu melakukan pembinaan, karena beberapa hal. Hingga dampaknya kita kekurangan atlet. Ke depan kami punya kompetisi U-16, U-19. Kami amat berharap pemain-pemain dari level usia ini."
Â