Jakarta Pernyataan mengejutkan keluar dari mulut manajer Madura FC, Januar Herwanto. Menurut dia, pihaknya sempat dirayu untuk terlibat dalam pengaturan skor oleh salah seorang Exco PSSI, Hidayat.
Kasus upaya pengaturan skor terjadi pada laga babak 8 besar Liga 2 2018. Ketika itu, Madura FC akan menghadapi PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, Sleman (6/11/2018).
Januar Herwanto mengaku ketika dirinya dan tim tiba di Yogyakarta, ada seseorang yang menelepon dan meminta Madura FC mengalah dari PSS. Demi hal itu, seseorang tersebut siap memberikan upah sebesar Rp 100 juta.
Advertisement
Baca Juga
"Saya tiba di Yogya, ada yang nelpon meminta Madura FC agar mengalah. Nanti Sleman juga akan mengalah kalau away ke Sumenep, Akan tetapi kami tidak mau," kata Januar ketika ditanya Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa, Rabu (28/11/2018).
"Waktu itu, dia sampai mengeluarkan angka dan menjamin Sleman akan mengalah. Mengeluarkan angka Rp 100 juta untuk saya. Jangan bilang ke presiden klub, tidak bisa, ini sudah tidak bagus. Dia naikkan ke Rp 110 juta, tetap kami tolak," ujar Januar.
Penolakan Januar membuat seseorang tersebut kesal. Bahkan, oknum tersebut mengancam akan 'Membeli pemain' untuk bisa memuluskan rencana PSS.
"Sehabis itu dia mungkin kesal, dia mengancam 'Saya bisa lho beli pemain kamu'. Saya jawab silakan. Artinya bisa membeli pemain Madura FC. Bagi saya itu entah gertak sambal, akan tetapi sudah melebihi kepatutan sebagai Exco PSSI. (Orangnya) Masih aktif, demi persepabolaan Indonesia saya harus menyebut nama. Namanya bapak Hidayat," ujar Januar.
Meski demikian, Hidayat membantah adanya usaha untuk melakukan pengaturan skor. Menurut dia, hal itu mustahil dilakukan karena Madura FC merupakan klub miliknya yang dulu bernama Persebo Bondowoso.
"Madura FC itu klub saya. Gimana ceritanya saya bisa mengajak untuk bisa merugikan klub saya sendiri," ujar Hidayat ketika diminta konfirmasinya.