Â
Jakarta - Belakangan, cabang olahraga E-Sports semakin berkembang di Indonesia. Apalagi setelah cabang baru ini dimasukkan dalam olahraga eksebisi di Asian Games 2018.
Tak pelak, para penggiat E-Sports pun yakin, cabang ini akan semakin menggila di tahun 2019. Tak hanya itu, E-Sports pun diprediksi akan mampu menarik minat banyak sponsor.
Advertisement
Danny Wirianto, Advisor Indonesia E-Sports Premier League, menyebut konten E-Sports di Indonesia memiliki potensi mendapatkan pasar di luar negeri. Penggemar E-Sports  kini tak lagi memerlukan PC sebagai media untuk bisa menikmati permainan, sehingga cabang olahraga itu berkembang semakin pesat.
Baca Juga
"Market E-Sports Indonesia bisa sampai ke luar negeri, tidak akan ada halangan bahasa, seperti halnya jika kita menikmati pertandingan English Premier League di sini. Sekarang kami sudah punya Indonesia E-Sports Premier League, dan rencananya kami membuat Asian E-Sports Premier League," ujar Danny Wirianto dalam Unilever Content Inspiration Day 2018, di Graha Unilever, BSD City, Rabu (28/11/2018)
"E-Sports begitu berkembang karena sekarang platformnya lebih muda setelah berpindah dari PC ke ponsel. Selain itu, bisa dimainkan dengan multiple player, sehingga penikmat game itu justru lebih bersosialisasi," lanjut Advisor IESPL itu.
Sementara itu, Darojatun yang merupakan pengamat E-Sports melihat fenomena olahraga permainan ini sangat bagus sejak menjadi ekshibisi di Asian Games 2018. Editor In Chief KLY Sports ini mendapatkan data unik yang sempat tak dipercayainya saat Asian Games 2018.
"Kami menyiarkan Asian Games 2018 dalam 12 channel berbeda. Pada channel ke-13 kami merangkum semua konten yang ada di 12 channel tersebut. Faktanya sepak bola merupakan cabang yang paling dicari, dilanjutkan dengan bulutangkis di posisi kedua," ujar Darojatun.
Darojatun juga mengatakan channel Asian Games 2018 saat cabang E-Sports  di nomor League of Legends digelar pada jam makan siang pada hari kerja mencapai 19 ribu plays. Cabang olahraga lain di luar sepak bola dan bulutangkis rata-rata hanya di bawah 10 ribu plays.
Jembatani Brand dan Milenial
Co-Founder Evos, Hartman Harris, menyebut perkembangan pesat E-Sports membuat tim-tim di Indonesia bisa menjadi penyambung antara pengiklan produk dengan generasi millenials yang memang menjadi konsumen E-Sports. Evos kini memiliki 80 pemain profesional E-Sports di sejumlah negara.
"Kami belajar banyak dari brand luar negeri seperti Manchester United, Liverpool, dan masih banyak lagi, untuk bisa mempelajari apa yang dibutuhkan di sini. Kami berawal dari sebuah tim DOTA, tapi sekarang kami punya 80 pro players di beberapa negara," ujar Hartman.
"Berawal dengan passion bermain game, kami mengawali dengan menjadi tim E-Sports. Namun, kami tahu ada potensi untuk menjadi perusahaan seperti yang kami lakukan sekarang. Tujuan kami adalah menjembatani antara brand yang ada dengan millenials. Kami memproduksi konten untuk bisa digunakan oleh brands. kami menggunakan beberapa influencer untuk membuat campaign untuk brands yang ada," urai dia.Â
Pesatnya perkembangan E-Sports di Indonesia juga dirasakan NimoTV yang menjadi sebuah media live streaming E-Sports di beberapa negara, termasuk di Indonesia. Country Manager NimoTV, Indonesia, Frissilia Anggraini, menyebut perkembangan sangat pesat dirasakan dalam dua bulan terakhir.
"Untuk live streaming gaming kami bekerja sama dengan banyak tim. Kami menyediakan banyak wadah untuk penggemar games. Dalam waktu dua bulan perkembangannya sangat pesat. Dari NimoTV dalam dua bulan ini secara global bertumbuh 300 persen berkat live streaming gaming," ujar Frissilia Anggraini, yang menyebut konten Mobile Legends menjadi yang paling memiliki keterikatan dengan komunitas.
Founder & CEO FamousID, Aoura L Chandra, yang menjadi moderator dalam sesi E-Sports dalam Unilever Inspirations Day 2018 itu, mengakui E-Sports telah diterima dengan sangat baik di Indonesia. Aoura juga yakin profesi pemain E-Sports di Indonesia sangat bagus di Indonesia dengan perkembangan yang pesat.
"Kita semua bahas E-Sports dan melihat bagaimana itu bisa merajalela pada 2019 nanti. Melalui Asian Games, E-Sports mendapatkan pengakuan dari Pemerintah Indonesia. Asian Games memang merupakan katalis pengakuan pemerintah terhadap E-Sports," ujar Aoura.
"Menjadi atlet E-Sports di Indonesia sangat menjanjikan. Bahkan ada atlet E-Sports Indonesia yang bisa membeli sebuah Ferrari dari hasil kerja keras bermain E-Sports. Saya bisa yakinkan menjadi atlet E-sports sama terhormatnya dengan menjadi atlet olahraga. E-Sports akan menjadi sebuah kategori yang mendapatkan sorotan pada 2019," lanjutnya.
Advertisement