Sukses

Surat Dari Dubai: Sensasi Tak Cuma Mengejar Chicken Dinner (1)

Para penonton mendapat sensasi berbeda ketika menyaksikan PUBG Mobile Star Challenge 2018.

Jakarta - Saat menjadi penonton, banyak ekspektasi yang berkeliaran di kepala. Pertandingan seru, sajian hebat dari atas panggung, dukungan ornamen entertainment sampai interaksi. Tak banyak yang bisa sepadu-sejalan seperti itu, kecuali PMSC 2018.

Pemberitahuan itu tergolong mendadak. Namun, berbekal 'kapanlagi kalau bukan sekarang', visa selesai dalam rentang sangat singkat; 24 jam. Ragam cara dilakukan, dan akhirnya membuat saya bisa terbang ke Dubai.

Baca Juga

  • Laporan Dari Dubai: Bigetron Punya Kans Finis 5 Besar pada PUBG Mobile Star Challenge
  • Surat Dari Dubai: Terkesan Pada Kalimat Pertama (1)
  • E-Sports Resmi Dipertandingkan pada SEA Games 2019

Menghadiri undangan syeikh, petinggi pemerintahan, pengusaha atau crazy rich-nya Dubai?. Tentu bukan. Misinya sangat sederhana, yakni menonton orang 'berperang', tapi bukan di dunia nyata, melainkan di arena digital.

Yup, perhelatan PlayerUnknown's Battlegrounds Mobile Star Challenge (PMSC) 2018 di Dubai menjadi sajian istimewa bagi para pecinta e-Sports jenis FPS tersebut. Magnet di sana sangat besar. Bukan sekadar landsccape Dubai, melainkan keberadaan 20 tim top dunia yang berjuang mencari chicken dinner.

Tim-tim tersebut bukan sembarangan, karena berasal dari kualifikasi dari 6 regional. Satu di antara yang istimewa, dan inilah yang membuat saya bersemangat, adalah keberadaan tim asal Indonesia, Bigetron. Tim yang berisikan si Kembar; Bagas dan Bagus, Robby dan Galang, ini memiliki potensi besar. Mereka adalah jagoan terbaik PUBG Mobile Indonesia.

Terlepas dari hasil yang kurang memuaskan sampai tadi malam, namun setidaknya keberadaan mereka menjadi satu di antara pendorong gelora guna melewati penerbangan 8 jam dari Jakarta ke Dubai. Selain itu, paket PMSC 2018 ini tak sekadar dari sisi tim.

Saat saya keluar dari bandara internasional Dubai (DXB), suasana kejuaraan selevel 'piala dunia' PUBG Mobile memang tak berasa. Nyaris tak ada umbul-umbul, poster, baliho apalagi selebaran. Promosi di dunia digital juga kurang.

Namun, semua itu tak menjadi halangan bagi para penggila PUBG Mobile untuk datang, menyaksikan dan menikmati saling menambang angka dari 'kills' dan 'place'. Semua itu dibarengi dengan fakta dugaan saya yang meleset jauh.

Selepas beristirahat sejenak di penginapan, saya langsung beranjak menuju venu pertandingan. Areanya masih di Dubai Festival City, namun berkisar 3 kilometer dari penginapan, yang membuat saya merogoh kocek 20 diharm atau sekitar Rp80 ribu agar bisa mencapai lokasi.

Saat melihat dari sisi luar, nyaris tak ada 'nyawa' kalo bangunan tersebut bakal menjadi tuan rumah perhelatan PMSC 2018. Akses dari pinggir jalan, tempat saya turun dari taksi online, cukup jauh. Setiap orang dipaksa berjalan kakike arah bangunan utama, dan situasi tersebut bukan hal ringan.

Dubai Festival Arena, itulah nama area yang luasnnya nyaris 10 hektar. Di sana hanya ada satu bangunan utama sebagai tempat penyelenggaraan. Nantinya, area tersebut menjadi cerminan bagaimana Dubai hampir selesai membangun stadion e-Sports yang sangat modern: X-Stadium.

Jalan masuk juga menjadi tantangan tersendiri. Setiap orang yang ingin sampai ke venue harus berjalan sekitar 600 meter, dengan cuaca ala padang pasir. Jadi, hanya orang-orang yang benar-benar cinta PUBG Mobile dan serius menonton, yang datang ke sana.

Dari sini saja sudah mengejutkan. Nyatanya, meski tergolong sepi dari pemberitahuan secara masif, jumlah penonton mencapai ribuan. Hari pertama dan kedua, nyaris tak ada kursi kosong di semua kelas. Pihak panitia menyebut, tiket pada hari ketiga, alias babak final, sudah terjual habis.

Bagi saya, tak cukup ketika mendapati tiket sold out. Setidaknya, pasti ada sesuatu selain PUBG Mobile, yang membuat mereka rela membayar cukup mahal. Panitia menjual tiket masuk seharga 75 dirham atau sekitar Rp300 ribu pada hari biasa. Sementara itu, khusus hari terakhir, alias malam nanti, tiket termurah ada di angka 90 dirham atau Rp360 ribu.

Jawaban dari rasa penasaran itu langsung terjawab ketika berada di area depan. Setidaknya, bayangan tentang turnamen yang langsung 'berantem' tanpa ada gimmick apapun, hilang dari pikiran.

 

Pada bagian depan, tepat di halaman pintu masuk utama, para penonton sudah dimanjakan dengan keberadaan mobil asli yang biasa digunakan gamer PUBG Mobile. Ada dua jenis kendaraan, yang ditempatkan menawan sehingga menarik perhatian, yakni Buggy dan UAZ.

Dua jenis ini sangat familiar, karena hampir setiap gamer mendapatkan dua mobil ini dalam kesempatan pertama. Buggy adalah mobil off-road dengan satu kursi sopir, dengan kecepatan maksimal-normal 100 kilometer per jam. Namun jika pemain menggunakan boost alias turbo, bisa mencapai angka 125 kilometer per jam.

Sementara itu, UAZ adalah kendaraan semacam jip empat kursi. Kecepatan mobil jenis ini adalah 110 kilometer per jam (normal) dan 130 kilometer per jam jika mendapat 'vitamin'.

Dua mobil tersebut dipasang tepat di area depan, dengan background papan besar bertuliskan PUBG Mobile Star Challenge Grand Finals Dubai 2018. Tak hanya itu, pengunjung bisa mencoba kendaraan tersebut, dan gratis.

Kejutan tak berhenti di situ. Saat masuk, pengunjung tak langsung mendapat suguhan panggung. Ada 'jembatan khusus' yang membawa penonton bisa pemanasan terlebih dulu sebelum menyaksikan langsung perang terbuka 20 tim terbaik itu.

Lalu, apa saja isi dari 'jembatan khusus' tersebut?. Satu yang pasti, sangat menarik dan interaktif. Guna mengetahui jawabannya, simak pada artikel berikutnya.