Sukses

Bek PSG Sewot Final Piala Libertadores Berlangsung di Kandang Real Madrid

Final Piala Libertadores harus dipindah ke kandang Real Madrid buntut dari kerusuhan suporter.

Liputan6.com, Paris - Leg kedua final Piala Libertadores harus dilangsungkan di Santiago Bernabeu, kandang Real Madrid. Rupanya, ini membuat sewot bek Paris Saint-Germain (PSG), Dani Alves.

Final Piala Libertadores harus dipindah ke kandang Real Madrid buntut dari kerusuhan suporter. Final kali ini mempertemukan dua raksasa Argentina, River Plate dan Boca Juniors.

Pada leg pertama yang berakhir imbang 2-2 di Estadio Monumental berakhir ricuh. Suporter River yang jadi tuan rumah secara brutal menyerang bus Boca dalam perjalanan menuju stadion. Sederet pemain Los Xeneizes pun mengalami luka-luka bahkan dua di antaranya harus dilarikan ke rumah sakit akibat pecahan kaca.

CONMEBOL kemudian menunda laga selama 24 jam, tapi bentrok kembali ditunda untuk waktu yang belum ditentukan atas permintaan Boca yang tidak dalam kondisi ideal guna lakoni pertandingan.

Setelah pihak CONMEBOL, River, dan Boca menggelar pertemuan khusus di Asuncion, Paraguay, tengah pekan ini akhirnya disepakatilah kandang Real Madrid, Estadio Santiago Bernabeu jadi venue leg kedua final.

2 dari 3 halaman

Alves Sewot

Tentunya, keputusan CONMEBOL membuat sewot Alves. Dia kesal dengan ulah brutal suporter River Plate dan Boca Juniors.

"Ini memang tak ada hubungannya dengan saya, namun sesama warga Amerika Selatan pecinta sepakbola serta rivalitas yang sehat, saya merasa bertanggung jawab dan berhak untuk berpendapat."

"Saya berharap pertandingan leg kedua tidak dimainkan di Madrid demi kebaikan sepakbola dan mereka yang tak ada hubungannya dengan hal tersebut," ucap Alves dilansir laman Sport.

 

3 dari 3 halaman

Suporter Idiot

Lebih lanjut, Alves mengatakan, suporter yang anarkis itu sangat idiot dalam urusan sepak bola. Menurut, pria yang pernah membela Barcelona itu, oknum suporter River Plate dan Boca Juniors tidak mencintai sepak bola dalam arti yang sesungguhnya.

"Anda jangan mengajarkan para suporter idiot (yang merusuh) tersebut dengan mangambil laga ini dari mereka dan memindahkannya ke Eropa. Anda cukup mendidik mereka dengan memberinya contoh baik, dan ketika mereka datang ke pertandingan, para suporter akan merasakan pengalaman baru, passion dan fanatisme," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini: