Sukses

Pemerintah Dorong Perkembangan E-Sports di Indonesia

E-Sports mulai dipertandingkan sebagai cabor resmi pada SEA Games 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menerima perwakilan Asosiasi e-Sports Indonesia (IeSPA), Selasa (4/12/2018). Pada kesempatan ini, Menpora menyatakan dukungan terhadap perkembangan e-sports.

“Pemerintah sangat mendukung penuh adanya kejuaraaan e-Sports tingkat nasional bahkan internasonal. Atlet e-Sports adalah atlet yang membela merah-putih sehingga perlu dibina dan diperhatikan fisik, mental, dan hal-hal lainnya,” ungkap Menpora.

Hadir dalam pertemuan Eddy Lim selaku ketua IeSPA dan beberapa atlet e-sports, termasuk Hendry “Jothree” Handisurya yang pada Asian Games 2018 lalu meraih medali perak untuk Indonesia pada nomor gim Hearthstone.

Menurut IeSPA, Indonesia memiliki jasa besar dalam perkembangan e-Sports karena berhasil menggelar turnamen e-Sports pertama di ajang multievent melalui Asian Games. Atas keberhasilan ini, forum-forum e-Sports internasional percaya bahwa masa depan e-Sports sebagai turnamen olahraga akan cerah.

Sejak didirikan pada 2013, IeSPA sudah memiliki badan kepengurusan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Riau, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, bahkan Papua Barat. IeSPA mengaku akan terus mengembangkan e-Sports di Indonesia dengan menggelar banyak kejuaraan di tingkat lokal hingga nasional. Hal ini bertujuan untuk menjaring bakat para atlet e-Sports di Indonesia.

 

2 dari 3 halaman

Bukan Sekadar Gim

Pihak IeSPA juga menyatakan para pemain e-Sports bukan sekadar bermain gim. Mereka adalah para atlet yang punya kondisi fisik dan kondisi otak yang sama baiknya.

“Para pemain e-Sports butuh kondisi fisik yang prima agar dapat berkonsentrasi dan itu hanya bisa didapatkan lewat latihan. Selain fisik yang bagus, para pemain juga dituntut pintar dalam menyusun strategi, sehingga para pemain juga belajar logika dalam matematika,” kata Eddy Lim.

3 dari 3 halaman

Keseimbangan Fisik dan Otak

Hal ini membuktikan bahwa atlet e-Sports butuh keseimbangan antara fisik dan otak. Meski ada anggapan permainan gim daring berbahaya, e-Sports jelas menuntut atlet agar sehat.

“Bahkan para atlet e-Sports harus menjaga pola makan dan kandungan gizi mereka. Para atlet tidak boleh makan dan minum sembarangan karena atlet e-Sports juga dilakukan tes doping, sama seperti atlet lainnya,” ungkap Imam Nahrawi.

Pada SEA Games 2019 di Filipina nanti, e-Sports resmi masuk ke dalam cabang olahraga yang bakal dipertandingkan. Pemerintah berharap IeSPA dapat mempersiapkan atlet-atlet terbaik agar dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.