Jakarta - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) mengapresiasi gerak Kepolisian Republik Indonesia (Polri)Â dengan membentuk satuan tugas (satgas) anti-match fixing (pengaturan skor) untuk menyelidiki tindak pelanggaran suap pada sepak bola Indonesia.
BOPI yang memiliki tugas melakukan pengawasan terhadap kegiatan olahraga profesional di Indonesia, siap mendukung Kepolisian dengan ikut terlibat aktif dalam penyelidikan.
Advertisement
Baca Juga
Ketua Umum BOPI, Richard Sambera, beserta Sekretaris Jenderal, Andreas Marbun, menjadi dua dari lima orang yang mendapatkan panggilan dari Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri terkait dugaan kasus suap dan pengaturan skor dalam kompetisi sepak bola Indonesia.
Keduanya hadir sebagai bentuk dukungan terhadap pihak Kepolisian yang ingin mengusut isu pengaturan skor yang sedang marak di Indonesia.
Richard Sambera mengungkap tak ada pertanyaan-pertanyaan yang mengarah kepada satu pertandingan tertentu dari Bareskrim kepada dirinya. Richard memanfaatkan momentum itu untuk menjelaskan fungsi dan tugasnya dalam mengawasi olahraga profesional Indonesia, termasuk sepak bola.
Dia menambahkan, pihaknya akan selalu siap untuk memberikan dukungan maksimal kepada penyidik dari Kepolisian demi segera menyelesaikan dan mengusut tuntas dugaan pengaturan skor dalam pertandingan olahraga profesional di Indonesia.
"BOPI siap mendukung kinerja satgas yang dibentuk Pak Kapolri untuk memberantas dugaan suap dan upaya pengaturan skor di sepak bola Indonesia maupun olahraga profesional lain di Indonesia," ujar Richard Sambera di Gedung Ombudsman Republik Indonesia, Jumat sore (21/12/2018).
"Kami punya mekanisme pengawasan dan memiliki fungsi pengaduan. Ini yang ingin saya tekankan, masyarakat bisa mengadukan keluhan yang terjadi dalam pertandingan olahraga profesional di Indonesia dan menyerahkan bukti-buktinya agar bisa ditindaklanjuti," lanjutnya.
Mengapresiasi Polri
Â
Sekjen BOPI, Andreas Marbun, yang juga dimintai keterangan Bareskrim Polri, menegaskan apresiasinya karena Kepolisian sudah memulai langkah untuk memberantas pengaturan skor yang ada di Indonesia.
"Kami mengapresiasi Kepolisian karena sekarang sudah mau memulai ini semua. Kami selama ini mendengar soal dugaan tersebut, tapi yang terpenting bagi kami saat ini adalah peran aktif Kepolisian merupakan langkah maju agar dugaan pengaturan skor tersebut tidak selamanya hanya sekadar menjadi dugaan," ujarnya.
Selain Richard Sambera dan Andreas Marbun dari BOPI, hanya manajer Madura FC, Januar Herwanto, yang juga hadir memberikan keterangan kepada Bareskrim Polri. Dua orang lainnya, yaitu Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria dan Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru, Berlinton Siahaan, belum memenuhi panggilan itu.
Â
Sumber: Bola.com
Advertisement