Liputan6.com, Jakarta- Gelandang muda Juventus Rodrigo Bentancur bercerita tentang pengalamannya saat akan bergabung dengan Juventus. Bentancur rupanya sempat cemas saat tahu akan ke Juventus.
Bentancur merupakan bagian dari proses transfer Carlos Tevez ke Boca Juniors pada tahun 2015 silam. Bianconeri mengunci jasanya dengan opsi pembelian seharga 9,5 juta euro yang diaktifkan pada awal musim kemarin.Â
Baca Juga
Advertisement
Berhubung umurnya yang masih muda, kesempatan bermain untuk Bentancur pun terbilang cukup minim. Pada musim perdananya, ia mencatatkan 20 penampilan yang lebih dominan ia lakoni sebagai pemain pengganti.
Setelah lewat semusim, Bentancur berhasil mencuri perhatian sang pelatih, Massimiliano Allegri. Perlahan kesempatan bermainnya datang dan hingga kini ia telah mengantongi 17 penampilan dari semua ajang.
Bentancur menunjukkan performa dengan mentalitas apik, seolah dirinya adalah pemain yang telah matang. Namun, bicara soal mentalitas, ternyata ia sempat merasa ciut setelah tahu harus pindah ke klub besar seperti Juventus.
"Saat mereka berkata bahwa ada kemungkinan pindah ke Juventus, saya merasa panik. Saya sangat senang, tetapi juga takut. Saya berpikir: 'sekarang saya harus ke Italia, hanya dengan ayah, meninggalkan keluarga, belajar bahasa Italia... Bagaimana cara saya melakukannya?" tutur Bentancur kepada DAZN.
"Pada akhirnya saya merasa sangat senang, tetapi juga takut. Pertama kalinya saya masuk ruang ganti Juventus dan melihat wajah rekan setim, saya paham akan satu hal: Di sini, anda menang. Itu saja," lanjutnya.
Nomor Punggung
Di Juventus, Bentancur secara khusus meminta seragam bernomor punggung yang tidak cukup populer, yakni 30. Rupanya ia memiliki alasan tertentu mengapa memilih itu ketimbang nomor dengan satu digit lainnya.
"Itu adalah nomor yang saya kenakan di Boca Juniors, dan saya memintanya saat tiba di Turin. Itu adalah hari kelahiran ibu saya [yang meninggal saat Bentancur masih kecil]. Dia menyaksikan saya dan membawa keberuntungan dari atas sana," tambahnya.
Bentancur mendapat kesempatan bermain bersama salah satu pemain terbaik di dunia, yakni Cristiano Ronaldo. Ia tidak menyangka bahwa namanya terbesit dalam benak peraih Ballon d'Or lima kali itu saat bertemu pertama kali.
"Saya bertemu dengannya di Piala Dunia Rusia. Kami bertemu di pusat anti-doping setelah laga Portugal-Uruguay. Dia mengenal saya, dan mengingat nama saya. Saya tidak bisa percaya," sambungnya.
"Lalu saat pertama kali saya melihatnya di Turin, saya berpikir: 'Dia adalah hewan!'. Caranya berlatih itu luar biasa, dia selalu memberi 100 persen," tandasnya.
Sumber Bola.net
Advertisement